Termasuk Rusia, Ini 5 Negara Tingkat Ateis Tertinggi di Dunia
- ANTARA FOTO
VIVA Dunia - Ada sejumlah negara yang memiliki tingkat tidak percaya pada Tuhan atau ateis tertinggi di dunia. Salah satu negaranya adalah China yang paling tinggi, hal tersebut menurut World Population Review.
Akan tetapi tidak sampai 50 persen warganya memilih untuk ateis di setiap negara. Entah apa alasan banyak negara berkembang dan maju memilih untuk tidak mempunyai keyakinan. Berikut beberapa negara tingkat ateis terbesar di dunia, dilansir berbagai sumber:
1. China
Bendera China.
China menjadi negara paling tinggi yang warganya memutuskan untuk tidak percaya kepada tuhan atau ateis. Di China sekitar 40 kebanyakan warganya memilih untuk ateis.
Kisaran tahun 1976, China yang pada waktu itu dipimpin oleh Mao Zedong, ia pernah mengungkapkan salah satu pandangan dalam dunia filosofis adalah konfusianisme atau kurangnya kepercayaan pada dewa supranatural.
2. Jepang
Bendera Jepang
Jepang menjadi negara berikutnya yang warganya memiliki tingkat ateis tinggi yakni sekitar 30 sampai 39 persen. Secara historis, agama Jepang sudah berpusat pada Shinto.
Ini didasarkan dengan ritual dan mitologi mengenai masa lalu kuno Jepang, daripada melihat Tuhan dalam berbagai aspek. Shinto layaknya Buddhisme di Jepang, yang mengalami penurunan pengikut dalam beberapa tahun belakangan.
Praha, Republik Ceko
Secara mengejutkan Republik Ceko masuk ke daftar warganya yang memiliki memilih untuk menjadi atheis sekitar 30 persen. Program pendekatan keadaan di negara tersebut kurang hingga banyak warganya memilih untuk menjadi ateis.
4. Rusia
VIVA Militer: Pasukan separatis Luhansk mengibarkan bendera Rusia di Ukraina
Di negara terbesar di dunia ini, terdapat sekitar 34,507,680 juta sampai 69,015,360 yang menganut ateisme atau sekitar 24 sampai 48 persen dari total keseluruhan populasi. Ateisme di negara ini pertama kali dipakai oleh Stalin dalam upaya untuk menyebut ateisme militer.
5. Islandia
Bendera resmi Islandia.
Sejak tahun 1550, Katolik dilarang di beberapa pulau di Eropa dan juga kebebasan beragama menjadi hak hukum sejak tahun 1874. Walau banyak dari mereka yang menganggap Lutheran, beberapa masih mengikuti agama rakyat dan sisanya tak percaya adanya Tuhan atau ateis.
