Bukan Eropa, Perang Dunia 3 Bakal Pecah di Arab, Begini Faktanya
- U-Report
VIVA Dunia – Banyak yang menduga bahwa ancaman Perang Dunia 3 bakal terjadi di kawasan Eropa karena Rusia dan Ukraina atau di Selat Taiwan, karena Taipei dengan China. Namun, hal tersebut rupanya tidak berlaku untuk analis geopolitik dan penulis The Shadow War, Brandon Weichert.
Brandon Weichert menyatakan bahwa sebetulnya ancaman Perang Dunia 3 akan muncul dari Timur Tengah. Hal tersebut, kata Brandon, sudah lama menjadi kekhawatiran Amerika Serikat sejak lama.
"Sudah menjadi pendapat saya selama beberapa tahun sekarang bahwa ancaman Perang Dunia III tidak akan datang baik dari Ukraina atau Taiwan.Tapi itu akan berasal dari Iran," kata Brandon Weichert seperti dilansir dari Express pada Sabtu, 6 Mei 2023.
Pernyataan tersebut bukan tak berdasar, kedekatan antara Rusia dan China bakal membawa Teheran menuju titik baru bersama sekutu-sekutunya. Menurutnya, Teheran akan didorong Beijing dan Moskow untuk bergerak melampaui batas mereka hingga mengancam Israel.
"Iran diberdayakan oleh sekutunya di Beijing dan Moskow. Itulah tepatnya yang sedang terjadi," lanjutnya.
Kepemilikan nuklir Iran juga menjadi salah satu sinyal lain. Irah diketahui sudah memperkaya uranium sejak beberapa tahun belakangan. Perjanjian pembatasan nuklir yang awalnya sudah dibuat di masa Presiden AS Barack Obama, musnah di bawah aksi Donald Trump.
Mantan Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir pada tahun 2018 lalu. Akhirnya Iran kembali dikenai beberapa sanksi oleh Washington dan maju dengan proses pengayaan uraniumnya dengan cepat.
"Semua orang, termasuk Presiden Joe Biden sendiri, mendukung kombinasi penarikan mutlak AS dari wilayah tersebut," ujarnya lagi yang mengatakan bahwa AS lebih fokus ke Ukraina dan Taiwan, bukan Iran.
"Ini sama saja memastikan muncul konflik lebih besar, alih-alih mencegahnya, yang kemungkinan juga akan menyedot AS ke dalam skenario Perang Dunia III saat AS tidak memiliki kemampuan, sumber daya, atau kemauan untuk meraih kemenangan dalam konflik semacam itu," tegasnya.
Melansir laman yang sama, pada April lalu laporan mengatakan bahwa China dan Rusia sudah melakukan pembicaraan dengan Irah untuk mengisi pasokan senyawa kimia untuk rudah balistik. Namun, langkah tersebut dikatakan melanggar sanksi PBB.