Pertempuran Sengit Kembali Terjadi di Khartoum Sudan

Bentrokan militer dan kelompok paramiliter di Khartoum Sudan
Sumber :
  • AP/Marwan Ali

VIVA Dunia – Pertempuran bersenjata sengit kembali terjadi, pada Kamis pagi 4 Mei 2023, antara tentara nasional Sudan dengan pasukan paramiliter di sejumlah daerah di ibu kota Khartoum.

Iran Dukung Upaya Rusia Stop "Mesin Pembunuh Israel" Bantai Warga Sipil di Lebanon

Saksi mata mengatakan kepada Anadolu bahwa pertempuran terdengar di istana kepresidenan dan Komando Jenderal Angkatan Darat Sudan di pusat kota Khartoum.

Dalam sebuah pernyataan, tentara Sudan mengatakan pasukannya bertempur dengan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang mencoba menyerang komando angkatan darat di kota Bahri yang bersebelahan dengan Khartoum.

Penyaluran Bansos Disetop Sementara Selama Pilkada 2024, Ini Respons Pemprov Jakarta

Ilustrasi Tentara dari Pasukan Pertahanan Rakyat Sudan Selatan (SSPDF)

Photo :
  • AP Photo/Samir Bol

Pernyataan itu menambahkan bahwa tentara mengakibatkan kekalahan dan korban jiwa di pihak RSF, dan memaksa mereka mundur.

MK: Pejabat Daerah dan TNI/Polri Tak Netral di Pilkada Bisa Dipidana

Sementara itu, RSF menyalahkan tentara Sudan atas pertempuran itu, dan menuduh pihak tentara melanggar gencatan senjata dan atas serangan di wilayah pemukiman dengan artileri dan pesawat tempur yang digambarkan sebagai "tindakan pengecut".

Pada Selasa, pemerintah Sudan Selatan mengumumkan bahwa dua jenderal berseteru di Sudan - komandan tentara Abdel Fattah al Burhan dan komandan paramiliter RSF Mohammed Hamdan "Hemedti" Dagalo - sepakat dengan gencatan senjata selama tujuh hari dimulai pada Kamis.

Asap membumbung akibat Militer Sudan dan kelompok paramiliter bertempur untuk menguasai negara.

Photo :
  • Planet Labs PBC via AP.

Sejak dimulainya pertempuran pada 15 April, lebih dari 550 orang telah tewas dan lebih dari lima ribu warga terluka, menurut pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Sudan.

Ketidaksepakatan terbentuk dalam beberapa bulan terakhir antara tentara dengan pasukan paramiliter mengenai integrasi RSF ke dalam angkatan bersenjata, sebuah syarat utama atas perjanjian transisi Sudan dengan kelompok-kelompok politik.

Sudan tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi sejak Oktober 2021, ketika militer membubarkan pemerintahan transisi Perdana Menteri Abdalla Hamdok dan menyatakan keadaan darurat dalam langkah yang dikecam oleh kekuatan politik sebagai "kudeta".

Periode transisi Sudan, yang dimulai pada Agustus 2019 setelah pemecatan Presiden Omar al-Bashir, yang dijadwalkan berakhir dengan pemilihan umum pada awal 2024. (Ant/Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya