Kota di Jepang Ini Punya Angka Kelahiran yang Besar Meski Dilanda Resesi Seks
- Istimewa
VIVA Dunia – Jepang saat ini sedang mengalami resesi seks. Jumlah kelahiran bayi dan penurunan populasi menjadi ancaman nyata untuk masa depan Negeri Sakura.
Kementerian Kesehatan Jepang bahkan mengumumkan bahwa jumlah kelahiran pada 2022 hanya 799.728, terendah sejak 1899, ketika statistik pertama kali dicatat. Adapun tingkat kesuburan wanita hanya 1,30 pada tahun 2021.
Melansir Business Insider, Jumat, 5 Mei 2023, terdapat sebuah kota yang dianggap ajaib dan menjadi contoh karena angka kelahiran bayi yang besar dibanding area lain. Kota tersebut yaitu Nagi di Prefektur Okayama.
Kota Nagi mencatat angka kelahiran 2,95 pada tahun 2019. Dengan populasi sekitar 5.700, kota ini mempertahankan angka kelahiran 2,68 pada tahun 2021, seperti dikutip dari Mainichi.
Nagi pun telah menarik perhatian baik di Jepang maupun di luar negeri, mendapatkan lebih dari 50 kunjungan setahun dari pemerintah daerah termasuk dari AS, Korea Selatan, Belanda, dan Qatar. Perdana Menteri Fumio Kishida juga mengunjungi kota itu pada 19 Februari.
Nagi berhasil dalam upayanya mempertahankan bahkan meningkatkan populasi. Kota ini menyediakan buku pelajaran gratis dan materi pembelajaran untuk siswa SD dan SMP, perawatan medis gratis untuk anak-anak hingga SMA, dan subsidi uang sekolah sebesar USD 1.800 atau setara dengan Rp 26, Juta per siswa per tahun untuk siswa sekolah menengah.
Tahun 2007, kota membuka fasilitas dukungan penitipan anak 'Rumah Anak Nagi'. Selain layanan penitipan anak, fasilitas ini menyediakan tempat di mana orang tua dengan anak dapat berbicara dengan cara yang sama seperti dengan tetangga. Staf terdiri dari warga termasuk ibu-ibu yang telah selesai mengasuh anak.
Reputasi Nagi sebagai kota yang mendukung pengasuhan anak telah menyebar dan jumlah anak muda yang pindah ke daerah tersebut meningkat. Pada Maret 2023, populasi kota mencapai 5.751, naik sedikit dari 5.725 pada April 2022.
Dengan fakta ini terdapat sedikit harapan untuk masa depan Jepang. Diharapkan Nagi bisa menjadi percontohan untuk wilayah lain.