Bantah Ada Perang Sipil di Negaranya, Dubes Sudan Ungkap Fakta Penyebab Kekacauan Negaranya
- VIVA/ Natania Longdong
VIVA Dunia – Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Yassir Mohamed Ali, membantah bahwa perang di Sudan merupakan perang antara warga sipil atau perang saudara. Menurut Yassir, situasi di Sudan merupakan perang antara militer dan pemberontak militer.
"Ini bukan perang sipil. Saya harus menekankan bahwa ini bukan perang sipil di Sudan. Melainkan ini adalah faksi dari kelompok pemberontak militer yang mengambil persenjataan dan mereka ingin menguasai dengan paksa," kata Yassir, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 3 Mei 2023.
Dia juga menambahkan bahwa militer nasional harus berperang untuk melindungi negara, dan kelompok pemberontak hanya memiliki dua pilihan.
"Mereka memiliki dua pilihan, apakah mereka menyerah atau mereka mengambil konsekuensi. Jadi, tidak ada perang sipil," tambahnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa sangat disayangkan bagi para pemberontak untuk mengacaukan negara, terlebih, hal itu sangat tidak didukung oleh warga sipil.
"Apa yang terjadi adalah sesuatu yang disayangkan dan ini sangat tidak dapat diterima oleh banyak warga Sudan."
Dalam kesempatan yang sama, Yassir membeberkan bahwa dirinya akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dan melaporkan kondisi terkini di negaranya.
"Mengenai konflik, kita akan bertemu Menteri Luar Negeri RI (Retno Marsudi) dan melaporkan perkembangan terakhir," kata Dubes Yassir.
"Saya juga akan meminta bantuan dari perbatasan dan forum internasional terkait situasi di Sudan."
Dubes Yassir juga berharap ada bantuan kemanusiaan lain, mengingat rumah sakit di Khartoum banyak yang hancur. Diketahui, sekitar 40 persen rumah sakit di Sudan terdampak akibat perang militan yang sedang berlangsung.
"Kami berharap dapat segera bertemu dengan Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin) dan berusaha mencari dukungan dari saudara-saudara kami," pungkasnya.