Astronaut China akan Saingi NASA, Amerika Serikat Ketar-Ketir
- NASA/The Verge
VIVA Dunia– NASA saat ini sedang mengusahakan astronaut mereka untuk dapat kembali menginjakan kaki di bulan pada tahun 2025. Namun, ternyata NASA tidak sendiri dalam menguasai bulan, tetapi China berencana mendaratkan astronaut mereka di bulan pada tahun 2023, hal ini membuat Amerika Serikat ketar-ketir.
Melansir Space, Kamis, 4 Mei 2023, Rencana itu diungkapkan oleh Wu Weiren, chief designer program penjelajahan Bulan kepada stasiun televise nasional China CCTV.
“Pada 2030, orang China pasti bisa menginjakkan kaki di Bulan. Itu tidak masalah.” Ucapnya.
China sendiri sampai saat ini memang suda menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengirimkan astronoutnya ke bulan, bahkan negara tirai bambu ini sudah mengembangkan roket generasi lanjutan yang akan membawa kapsul berawak versi terbaru.
Roket baru itu rencananya akan memulai penerbangan uji coba pada tahun 2027, sedangkan kapsul awak barunya sudah diterbangkan untuk misi tanpa awak. Selain itu, China juga sedang mengembangkan wahana pendarat atau lander untuk menurunkan astronaut ke permukaan Bulan.
Misi pada tahun 2030 yang diungkap oleh Wu hanya bersifat jangka pendek. Namun China juga berencana membangun markas permanen di Bulan bernama International Lunar Research Station.
Proyek markas ambisius itu rencananya akan dibangun pada tahun 2030-an. Langkah pertama untuk memulai proyek ini termasuk membawa robot ke kutub selatan Bulan untuk menguji coba teknologi 3D printing untuk membuat bata mirip Lego dari tanah Bulan.
"Untuk pertanyaan apakah kita dapat membangun rumah, membuat batu bata, dan memiliki akses ke layanan komunikasi di Bulan, proses itu diharapkan akan diverifikasi oleh eksperimen Chang'e 8, yang akan memberikan jaminan untuk eksplorasi ilmiah Bulan skala besar di masa depan," kata Wu.
Chang'e 8 sendiri merupakan misi ke Bulan yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2028. Misi ini dirancang untuk menguji coba teknologi yang dibutuhkan untuk membangun markas di Bulan sekaligus melakukan sejumlah eksperimen dan survei.
Selain mengembangkan teknologi yang dibutuhkan sendiri, China juga mencari mitra dari negara lain, sama seperti Amerika Serikat yang bermitra dengan Kanada, Eropa, dan Jepang untuk misi Artemis.
"International Lunar Research Station yang dibangun oleh China terbuka (untuk mitra internasional). Kami menyambut partisipasi negara berkembang seperti Amerika Serikat dan negara Eropa. Kami juga berharap negara BRICS dan beberapa negara berkembang di Afrika dapat bergabung bersama kami," ujar Wu.