Peringatan Hari Buruh di Prancis Berubah Jadi Bentrokan Berdarah, Lebih dari 100 Polisi Luka-luka
- AP Photo/Lewis Joly.
VIVA Dunia – Lebih dari 100 petugas polisi terluka selama bentrokan di seluruh Prancis saat peringatan Hari Buruh di seluruh dunia. Pengunjuk rasa diketahui merasa marah pada reformasi pensiun, menurut menteri dalam negeri Prancis.
Melansir dari BBC Internasional, Selasa, 2 Mei 2023, Gerald Darmanin, mengatakan bahwa 108 polisi mengalami luka, dan 291 orang telah ditangkap selama kerusuhan itu berlangsung.
Sebagai informasi, ratusan ribu buruh telah mengambil bagian dalam demonstrasi May Day, untuk menentang reformasi Presiden Emmanuel Macron. Sebagian besar demo berlangsung damai, tetapi kelompok radikal melemparkan bom molotov dan kembang api.
Buntut dari kejadian itu, Polisi membalas dengan gas air mata dan meriam air. Tidak jelas berapa banyak pengunjuk rasa yang terluka akibat bentrokan dengan polisi.
Perdana Menteri Elisabeth Borne mengatakan bahwa kekerasan selama demonstrasi tidak dapat diterima. Dia juga memuji mobilisasi, dan komitmen yang bertanggung jawab dari para demonstran di banyak kota.
Ini adalah hari terakhir, di mana aksi massa menentang perubahan yang menaikkan usia pensiun negara Prancis dari 62 menjadi 64 tahun. Serikat pekerja ingin reformasi itu dibatalkan.
Kementerian Dalam Negeri menyebutkan bahwa jumlah keseluruhan pengunjuk rasa di negara itu sebanyak 782.000, termasuk 112.000 demonstran berada di ibu kota Paris. Namun, serikat pekerja CGT mengatakan jumlah tersebut tiga kali lipat lebih banyak dari yang disebutkan kementerian dalam negeri.
Para pemimpin serikat buruh bersikeras bahwa penentangan selama berbulan-bulan terhadap reformasi tidak berkurang. "Halaman tidak akan dibalik selama tidak ada pencabutan reformasi pensiun ini. Tekad untuk menang tetap utuh," kata pemimpin CGT Sophie Binet.
Di Paris, seorang petugas polisi menderita luka bakar serius di tangan dan wajahnya ketika terkena bom bensin. Kekerasan juga pecah di Lyons, Toulouse dan Nantes, di mana kendaraan dibakar, dan bisnis atau usaha seseorang diserang.
Ada juga laporan bahwa pengunjuk rasa sempat menduduki sebuah hotel mewah di selatan kota Marseille. Selain itu, pada haru Senin, 1 Mei 2023, adalah pertama kalinya sejak 2009 delapan serikat pekerja teratas Prancis mendukung seruan untuk protes.