Peneliti AS Beberkan Bahayanya Perkembangan AI hingga Kalahkan Otak Manusia

Teknologi AI dan big data.
Sumber :
  • SmartData Collective

VIVA Dunia – Seorang pria yang dikenal sebagai ayah dari kecerdasan buatan (AI), berhenti dari pekerjaannya. Dia juga memperingatkan adanya bahaya yang berkembang dari perkembangan kecerdasan buatan itu. 

5 Artis Ini Khawatirkan Kecanggihan AI, Benarkah Akan Mengancam Manusia?

Geoffrey Hinton, mengumumkan pengunduran dirinya dari Google, dan mengatakan bahwa saat ini dia menyesali pekerjaannya. Kepada BBC, dia membeberkan beberapa bahaya AI chatbots yang cukup menakutkan. 

"Saat ini, mereka tidak lebih pintar dari kita, sejauh yang saya tahu. Tapi saya pikir mereka mungkin akan segera (melampui kepintaran manusia)," katanya, dikutip dari BBC Internasional, Selasa, 2 Mei 2023. 

Perempuan sebagai Pelopor Inovasi Teknologi dan Kecanggihan AI, Wamen Dikti Saintek Tegaskan Tak Ada Perbedaan Gender

Teknologi AI.

Photo :
  • U-Report

Penelitian perintis Dr Hinton tentang pembelajaran mendalam dan jaringan saraf telah membuka jalan bagi sistem AI saat ini seperti ChatGPT. Tetapi, psikolog kognitif dan ilmuwan komputer Inggris-Kanada mengatakan kepada BBC bahwa chatbot dapat segera menyalip tingkat informasi yang dimiliki otak manusia. 

Khawatirkan Kecanggihan AI untuk Script Film, Dian Sastrowardoyo: Kalau Ada ChatGPT, Buat Apa Nominasi FFI?

"Saat ini, apa yang kami lihat adalah hal-hal seperti GPT-4 mengalahkan seseorang dalam jumlah pengetahuan umum yang dimilikinya, dan jauh melampaui mereka. Dalam hal penalaran, hal itu tidak sebaik itu, tetapi sudah berhasil dalam penalaran sederhana," ujar Hinton. 

"Dan mengingat tingkat kemajuannya, kami berharap segalanya menjadi lebih baik dengan cukup cepat. Tetapi kami justru khawatir tentang itu." 

Di sisi lain, Hinton menyebut juga menyebut akan adanya aktor jahat, yang mencoba menggunakan AI untuk hal-hal buruk. 

"Ini hanya semacam skenario terburuk, semacam skenario mimpi buruk," tuturnya. 

Penggalan obrolan dengan ChatGPT.

Photo :
  • vstory

"Anda dapat membayangkan, misalnya, beberapa aktor jahat seperti (Presiden Rusia Vladimir) Putin memutuskan untuk memberi robot kemampuan untuk membuat sub-tujuan mereka sendiri. Ilmuwan juga memperingatkan bahwa ini pada akhirnya mungkin "menciptakan sub-tujuan seperti 'Saya perlu mendapatkan lebih banyak kekuatan'." 

Dia juga menegaskan bahwa jenis kecerdasan yang mereka kembangkan sangat berbeda dari kecerdasan yang mereka miliki. 

"Kami adalah sistem biologis dan ini adalah sistem digital. Dan perbedaan besarnya adalah dengan sistem digital, anda memiliki banyak salinan dari set bobot yang sama, model dunia yang sama. Dan semua salinan ini dapat belajar secara terpisah, tetapi membagikan pengetahuan mereka secara instan. Jadi seolah-olah anda memiliki 10.000 orang dan setiap kali satu orang mempelajari sesuatu, semua orang secara otomatis mengetahuinya. Dan begitulah chatbots ini dapat mengetahui lebih banyak daripada satu orang."

Direktur Transformasi dan Perencanaan Telkomsel, Wong Soon Nam.

Tingkatkan Efisiensi dan Produktivitas Bisnis dengan Teknologi Terbaru

Telkomsel berkomitmen untuk menjadi 'technology powerhouse' di segmen B2B, mulai dari korporasi, pemerintah, UMKM, hingga startup.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024