Presiden Turki Erdogan Teleponan Sama Presiden Rusia Putin, Bahas Kerjasama Nuklir
- The Moscow Times
VIVA Dunia – Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah melakukan pembicaraan singkat namun hangat melalui telepon, kata kantor resmi keduanya, sebelum kedua negara menandai peresmian reaktor tenaga nuklir pertama di Turki.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Akkuyu di provinsi Mersin selatan Turki telah dibangun oleh perusahaan energi nuklir negara Rusia, Rosatom.
Erdogan pun berterima kasih kepada Putin saat mereka meminta bantuan Rusia di pembangkit listrik, kata kantor resmi pemerintahan Turki. Mereka juga membahas inisiatif biji-bijian Laut Hitam dan situasi di Ukraina, katanya.
Melansir laporan Al Jazeera, Jumat, 28 April 2023, Putin mengatakan mereka setuju untuk memperdalam kerja sama ekonomi, perdagangan, dan pertanian. Dia mengatakan kedua negara sedang mengerjakan inisiatif Erdogan untuk mengirim tepung yang terbuat dari biji-bijian Rusia ke negara-negara yang membutuhkannya.
Kedua presiden mengambil bagian secara virtual dalam upacara yang menandai pemuatan bahan bakar nuklir ke unit tenaga pertama di Akkuyu. Proyek senilai UD$20 miliar, 4.800 megawatt untuk membangun empat reaktor di kota Akkuyu di Mediterania akan memungkinkan Turki untuk bergabung dengan klub kecil negara-negara dengan energi nuklir sipil.
"Kami berencana untuk menyelesaikan peluncuran fisik (pabrik) tahun depan agar dapat menghasilkan listrik secara stabil mulai tahun 2025, seperti yang telah kami sepakati,” kata Andrei Likhachev, kepala Rosatom.
Turki berharap pabrik itu, yang digambarkan oleh Likhachev sebagai "situs konstruksi nuklir terbesar di planet ini", akan mengurangi ketergantungannya pada hidrokarbon impor untuk energi.
Pembangunan pabrik Akkuyu diperumit oleh sanksi yang dijatuhkan Barat terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. “Ya, kami memiliki masalah logistik tertentu,” kata direktur pabrik Akkuyu, Sergei Butskikh, kepada wartawan menjelang peluncuran.
“Jalur transportasi semakin panjang. Tidak semua perusahaan pelayaran dapat bekerja sama dengan kami. Jadi di sini ya, kita merasakan sanksinya,” imbuhnya.
"Tapi ini tidak mempengaruhi kualitas konstruksi pabrik.” tutupnya.
Erdogan telah menjadi salah satu dari sedikit pemimpin dunia yang menjaga hubungan baik dengan Putin dengan menolak untuk menandatangani sanksi Barat terhadap Rusia dan mencoba menengahi untuk mengakhiri perang.
Erdogan bergabung dalam upacara melalui tautan video daripada mengunjungi situs secara langsung karena masalah kesehatan yang memaksanya untuk membatalkan kampanye pemilunya minggu ini. Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan presiden berusia 69 tahun itu sekarang merasa lebih baik.
Turki menghadapi pemilihan presiden dan parlemen yang penting pada 14 Mei 2023 mendatang.