Zelensky Akhirnya Teleponan dengan Xi Jinping, Bahas Perdamaian?
VIVA Dunia – Dua pemimpin negara yang tengah hangat dibicarakan akhirnya melakukan percakapan intens.
Presiden Ukranina Volodymr Zelensky mengatakan bahwa dia telah melakukan panggilan telepon yang "panjang dan bermakna" selama hampir satu jam dengan presiden China Xi Jinping, yang mana ini adalah kontak pertama keduanya sejak invasi Rusia dimulai.
Dia mengatakan di Twitter dia yakin panggilan itu, bersama dengan penunjukan duta besar untuk Beijing, akan "memberikan dorongan yang kuat untuk pengembangan hubungan bilateral kita".
Menurut laporan BBC, dilansir Kamis, 27 April 2023, China mengonfirmasi seruan itu dan menambahkan bahwa mereka "selalu berdiri di sisi perdamaian", yang mana agak berbeda dengan Bara dengan Beijing berusaha tampil netral dalam invasi Rusia.
Tapi itu tak menyembunyikan hubungan dekat China dengan Moskow, atau mengutuk invasi, dan kenyataan bahwa bulan lalu Xi Jinping melakukan kunjungan kenegaraan dua hari ke Rusia. Dia menyebut Presiden Vladimir Putin sebagai "sahabatnya", mengusulkan rencana perdamaian 12 poin yang tidak jelas dan bersikeras bahwa China berdiri di sisi kanan sejarah.
Namun, dia tidak membuat komitmen untuk menyediakan senjata kepada Rusia.
Dalam beberapa hari setelah kunjungan tersebut, Presiden Zelensky mengundang pemimpin China untuk mengunjungi Kyiv untuk melakukan pembicaraan, mencatat bahwa mereka melakukan kontak sebelum perang skala penuh tetapi tidak ada sejak itu dimulai pada Februari 2022.
Dalam pembacaan panggilan telepon hari Rabu, China mengutip Presiden Xi yang mengatakan bahwa China, "sebagai negara mayoritas yang bertanggung jawab", tidak akan "melihat api dari sisi lain, atau menambah bahan bakar ke dalam api, apalagi mengambil keuntungan dari krisis ini untuk mendapatkan keuntungan".
Pernyataan itu tampaknya menjadi pukulan terhadap saingan internasional terbesar China, yaitu Amerika Serikat, yang telah memberikan bantuan paling banyak terhadap Ukraina terhadap perang Rusia.
Juru bicara Gedung Putih, John Kirby menyambut panggilan telepon itu sebagai "hal yang baik" tetapi mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui apakah itu akan mengarah pada semacam gerakan perdamaian yang berarti, atau rencana atau proposal.Â
Banyak kritikus juga mempertanyakan gagasan Beijing bertindak sebagai mediator, mengutip tidak hanya persahabatan tegas Xi dengan Putin tetapi juga perdagangan China yang melonjak dengan Rusia dan penolakannya bahkan untuk berbicara tentang "invasi".