Yordania Desak Negara-negara Arab Untuk Izinkan Suriah Kembali ke Liga Arab
- Pixabay.
VIVA Dunia – Monarki Yordania berencana untuk mengusulkan 'rencana perdamaian negara-negara Arab' bersama yang bertujuan untuk mengakhiri konflik di Suriah, sebuah sumber informasi mengatakan menurut laporan Reuters, melansir The Cradle.
Rencana tersebut dibahas pada pertemuan di kota Jeddah, Arab Saudi pada Jumat pekan lalu, yang dihadiri oleh para diplomat dari Irak, Yordania, Mesir, dan negara-negara GCC, dan bertujuan untuk membahas potensi kembalinya Suriah ke Liga Arab.
Pertemuan itu juga akan berpusat pada "meluncurkan peran utama Arab setelah bertahun-tahun upaya internasional yang gagal" untuk menyelesaikan krisis Suriah, ujar sumber anonim itu.
"Peta jalan terperinci akan menangani semua masalah utama serta menyelesaikan krisis sehingga Suriah dapat memulihkan perannya di kawasan itu dan bergabung kembali dengan Liga Arab," kata pejabat anonim itu, menambahkan bahwa rencana itu juga bertujuan untuk "mengatasi konsekuensi kemanusiaan, keamanan dan politik dari konflik tersebut.”
Yordania dilaporkan telah membagikan rencana ini dengan Washington dan negara-negara besar UE. Menurut pejabat tersebut, dukungan untuk rencana ini dari dunia barat sangat penting mengingat kebutuhan mendesak untuk mengakhiri sanksi, memulai rekonstruksi negara, dan memulangkan pengungsi.
Namun, ada yang berpendapat bahwa pemulangan pengungsi Suriah ke tanah air mereka bukan untuk kepentingan politik AS. Ini terjadi ketika dunia Arab telah mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri isolasi pemerintah Damaskus.
Dua hari lalu, menteri luar negeri Suriah mendarat di Arab Saudi dalam kunjungan penting, dan kedua negara telah menyepakati pembukaan kembali kedutaan di negara masing-masing, Arab Saudi juga mengundang Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk menghadiri KTT Liga Arab di Riyadh Mei ini.
Seperti diketahui, Suriah telah diskors dari Liga Arab sejak 2011.
Rencana yang didorong oleh Amman dan Riyadh, dua negara yang secara signifikan mengobarkan perang melawan Suriah, masih menghadapi tentangan di dunia Arab, terutama dari Qatar.
Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdul Rahman Al-Thani mengatakan pada 13 April bahwa alasan penangguhan Suriah dari Liga Arab masih ada, dan pembicaraan tentang kembalinya Suriah ke Liga Arab hanyalah "spekulasi".
Perdana menteri Qatar menegaskan kembali posisi negaranya untuk tidak melakukan normalisasi dengan Damaskus. Juga tidak jelas apakah Kuwait akan mengikuti posisi Doha atau tidak, seperti yang baru-baru ini dinyatakan setelah gempa bumi bahwa Kuwait tidak berencana untuk memulihkan hubungan dengan Suriah.