Polisi Israel Dikecam karena Batasi Hak Peziarah Kristen di Gereja Makam Yesus
- AP Photo/Tsafrir Abayov, File.
VIVA Dunia – Gereja Ortodoks Yunani pada Rabu, 12 April 2023, mengatakan bahwa polisi Israel telah melanggar kebebasan jemaat dengan pembatasan yang berat dan tidak masuk akal. Pembatasan itu termasuk membatasi peziarah yang dapat menghadiri ritual "Api Suci".
Sementara itu, polisi Israel mengatakan pembatasan tersebut diperlukan untuk keselamatan jemaat, selama perayaan hari Sabtu di Gereja kuno Makam Suci.
Gereja kuno tersebut merupakan tempat suci, di mana orang Kristen percaya bahwa Yesus disalibkan, dikuburkan dan dibangkitkan.
Melansir dari AP, Kamis, 13 April 2023, perayaan "Api Suci" hari Sabtu terjadi selama serentetan kekerasan di Yerusalem, kompleks yang menjadi rumah bagi Masjid Al-Aqsa.
Ketegangan makin meningkat setelah konfrontasi terjadi antara Israel dan militan Palestina di Gaza, Lebanon dan Suriah. Bentrokan itu juga menewaskan dua orang Israel, setelah mobil mereka diserang di dekat pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki.
Israel, yang memberlakukan pembatasan serupa pada acara "Api Suci" tahun lalu, mengatakan ingin mencegah bencana lain setelah kerumunan orang menyerbu pada 2021 lalu, di tempat suci Yahudi dan menewaskan 45 orang.
Namun, para pemimpin Kristen mengatakan tidak perlu mengubah upacara yang telah diadakan selama berabad-abad. Pejabat Gereja juga mengatakan kepada wartawan di Yerusalem pada hari Rabu, 12 April 2023, bahwa negosiasi mereka dengan polisi mengenai pembatasan berat telah gagal.
“Setelah banyak upaya dilakukan dengan itikad baik, kami tidak dapat berkoordinasi dengan otoritas Israel karena mereka memberlakukan pembatasan yang tidak masuk akal pada akses ke Makam Suci,” kata Patriarkat Ortodoks Yunani Yerusalem.
"Kami akan mengadakan upacara seperti kebiasaan selama dua milenium, dan mengundang semua yang ingin beribadah bersama kami untuk hadir,” kata Pastor Mattheos Siopis dari Gereja Ortodoks Yunani.
"Kami membiarkan pihak berwenang untuk bertindak seperti yang mereka mau. Gereja-gereja akan bebas beribadah dan melakukannya dengan damai.”
Pejabat polisi Israel mengakui bahwa mereka meningkatkan keamanan, dan memblokir beberapa rute ke Kota Tua yang padat. Mereka juga membatasi kehadiran di gereja kuno.
Dalam konferensi pers dengan wartawan, para pejabat gereja mengatakan batas kehadiran yang ditentukan polisi Israel yakni 1.800 orang. Tetapi, menurut para pejabat Ortodoks Yunani jumlah tersebut terlalu kecil dari tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Inspektur Yoram Segal dari Kepolisian Distrik Yerusalem, mengatakan kepada wartawan bahwa prioritas utama polisi adalah keselamatan pada hari ketika Muslim, Kristen, dan Yahudi merayakan hari libur mereka secara bersamaan di Kota Tua.
"Kami akan mengatur pergerakan orang banyak," kata Segal.
Dia menambahkan bahwa upacara api suci akan tersedia di seluruh kota di layar video dan ataupun melalui Zoom Meeting.
Sebagai informasi, sejak kebangkitan pemerintahan paling kanan Israel tahun ini, umat Kristen mengatakan komunitas mereka yang berusia 2.000 tahun di Tanah Suci semakin diserang.