3 Militan Perempuan Sadis di Dunia, Ada yang Meledakkan Dirinya Sendiri
- BBC News
VIVA Dunia – Bukan hanya pria, militan perempuan juga sanggup melakukan aksi-aksi yang sangat sadis. Dari mulai melakukan aksi bom bunuh diri, mengorganisir serangan, hingga menyiksa para tahanan.
Berikut adalah 3 perempuan sadis militan di dunia yang VIVA lansir dari berbagai sumber:
1. Irma Grese
Irma Grese dijuluki perempuan militan paling sadis di Nazi Jerman. Ia lahir pada 7 Oktober 1923 dan dikenal sebagai penjahat perang wanita paling terkenal asal Nazi.
Saat berusia 15 tahun, Irma sudah meninggalkan bangku sekolah dan memilih bekerja di sebuah lahan pertanian selama 6 bulan. Setelahnya, ia bekerja di toko dan rumah sakit, serta dikirim ke kamp konsentrasi Ravensbruck.
Pada usia 19 tahun, ia diharapkan menjadi penjaga kamp tersebut dan dipindahkan ke Aushwitz pada tahun 1943. Di sana, Irma mendapat kenaikan pangkat menjadi SS-Supervisor dan bertanggung jawab menjaga 30 ribu tahanan wanita.
Sebagian besar tahanan tersebut merupakan warga negara Polandia dan Hongaria. Selama bekerja di kamp tersebut, Irma diketahui melakukan berbagai perbuatan keji, seperti penganiayaan, penembakan, dan penyerangan.
Para tahanan bersaksi bahwa Irma juga kerap melepas anjingnya yang tengah menderita untuk menyiksa tahanan. Selain itu, Irma juga memasukkan beberapa orang lain ke kamar gas. Dengan menggunakan cambuk dan pistol, Irma menyiksa para tahanan hingga tewas.
2. Samantha Lewthwaite
Nama Samantha Lewthwaite terkenal sebagai kelompok militan al-Shabaab. Ia adalah mantan istri teroris Germaine Lindsay, yang beraksi di London. Samantha diketahui terlibat dalam bom di sebuah bar di Kenya tahun 2012 dan serangan di pusat dunia Westgate, Kenya, setahun kemudian.
Melansir laman Counter Extremism Project, Samantha adalah orang yang paling diburu Interpol dan pihak yang memasok Kenya atas aksi-aksinya tersebut. Ia juga diduga memiliki bahan peledak yang sangat berbahaya.
Perempuan yang dikenal dengan julukan 'janda putih' ini memiliki banyak teman dan jaringan, namun tidak ada satu pun yang bersedia mengatakan di mana dan bagaimana cara Samantha melarikan diri.
Militan perempuan lain yang juga terkenal sadis adalah Hasna Ait Boulahcen. Wanita asal Prancis ini terlibat dalam serangan bom di Paris pada tahun 2015 dan meledakkan dirinya sendiri.
Melansir BBC, Hasna melakukan bom bunuh diri saat pihak kepolisian tengah melawan Abdelhamid Abaaoud, otak serangan Paris sebelumnya. Abdelhamid juga diketahui sebagai sepupu Hasna, yang mengubahnya menjadi seorang militan.
Ketika belia, Hasna diketahui terjerumus ke jurang prostitusi dan obat-obatan. Abdelhamid lantas memohonnya untuk pergi ke Suriah demi terlepas dari dunia hitam itu.