Militer Myanmar Jatuhkan Bom dan Tembaki Penduduk, 100 Orang Tewas
- AP Photo/Kyunhala Activists
VIVA Dunia – Militer Myanmar lakukan serangan udara, pada Selasa, 11 April 2023. Serangan tersebut menewaskan sebanyak 100 orang, termasuk anak-anak, saat menghadiri upacara penentang kekuasaan militer.
Junta militer Myanmar semakin sering menggunakan serangan udara untuk melawan perjuangan bersenjata yang meluas melawan pemerintahannya, yang dimulai pada Februari 2021 ketika merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Sejak saat itu lebih dari 3.000 warga sipil diperkirakan telah dibunuh oleh pasukan keamanan.
Seorang saksi mengatakan bahwa sebuah jet tempur menjatuhkan bom langsung ke kerumunan orang yang berkumpul pada pukul 08.00 pagi. Saat itu, banyak orang berkumpul untuk menghadiri pembukaan kantor lokal gerakan oposisi negara di luar desa Pazigyi, di kotapraja Kanbalu, di wilayah Sagaing.
"Kira-kira setengah jam kemudian, sebuah helikopter juga muncul dan memberikan deretan tembakan brutal ke lokasi itu," kata saksi yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, dikutip dari AP, Rabu, 12 April 2023.
Laporan awal menyebutkan jumlah korban tewas sekitar 50 orang, tetapi kemudian penghitungan yang dilaporkan oleh media independen menaikkannya menjadi sekitar 100 orang. Selain itu, tidak mungkin untuk mengkonfirmasi rincian insiden tersebut secara independen karena pelaporan dibatasi oleh pemerintah militer.
"Saya sedang berdiri agak jauh dari kerumunan ketika seorang teman saya menghubungi saya melalui telepon tentang adanya sebuah jet tempur," kata saksi tersebut.
"Jet menjatuhkan bom langsung ke kerumunan, dan saya melompat ke selokan terdekat dan bersembunyi. Beberapa saat kemudian, ketika saya berdiri dan melihat sekeliling, saya melihat orang-orang terpotong-potong dan mati. Gedung perkantoran itu ludes dilalap api. Sekitar 30 orang terluka. Saat yang terluka sedang diangkut, sebuah helikopter tiba menembak lebih banyak orang. Kami sekarang mengkremasi jenazah dengan cepat.”
Sekitar 150 orang telah berkumpul untuk upacara pembukaan kantor itu, dan wanita serta 20-30 anak-anak termasuk di antara yang tewas, katanya.
Dia juga menambahkan bahwa mereka yang tewas termasuk para pemimpin kelompok bersenjata anti-pemerintah yang dibentuk secara lokal dan organisasi oposisi lainnya.