Direktur CIA Mendadak Temui Mohammed bin Salman di Arab Saudi, Ada Apa?
- NPR
VIVA Dunia – Direktur Central Intelligence Agency atau CIA, William J Burns melakukan perjalanan mendadak ke Arab Saudi minggu ini, di mana dia dilaporkan menyampaikan kekesalan pihak Washington atas kerjasama Riyadh ke Iran dan Suriah melalui mediasi yang ditengahi oleh saingan AS, yaitu China dan Rusia.
Berbicara tanpa menyebut nama, seorang pejabat AS mengkonfirmasi perjalanan, menurut laporan ke Middle East Monitor. "Direktur Burns melakukan perjalanan ke Arab Saudi di mana dia bertemu dengan rekan-rekan intelijen dan pemimpin negara tentang masalah yang menjadi kepentingan bersama," kata pejabat AS itu.
Pejabat itu tidak mengungkapkan hari pasti perjalanan itu, tetapi mengatakan bahwa Burns membahas kerja sama intelijen, terutama di bidang kontraterorisme. Direktur CIA bertemu dengan Putra Mahkota negara itu Mohammed bin Salman (MbS), The Wall Street Journal melaporkan pada hari Kamis.
Laporan itu mengungkapkan bahwa kepala mata-mata AS itu menyatakan ketidaksenangan atas pemulihan hubungan Riyadh yang sedang berlangsung dengan Teheran dan Damaskus."Burns menyatakan frustrasinya dengan Saudi, menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini. Dia mengatakan kepada Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman bahwa AS merasa dibutakan oleh pemulihan hubungan Riyadh dengan Iran dan Suriah," kata WSJ.
Arab Saudi telah setuju untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Iran dalam kesepakatan yang ditengahi oleh China bulan lalu. Pada hari Kamis di Beijing, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian dan setuju untuk mengembalikan konsulat dan kedutaan serta penerbangan antara kedua negara.
Di Suriah, Rusia menengahi antara Riyadh dan Damaskus dalam upaya untuk memulihkan hubungan konsuler yang terputus pada 2011 setelah penumpasan brutal Presiden Suriah Bashar al-Assad terhadap protes. Arab Saudi sedang mempertimbangkan untuk mengundang Assad ke KTT Liga Arab yang akan diselenggarakan di Riyadh bulan depan.
Uni Emirat Arab, Mesir, Oman, Aljazair, dan Yordania semuanya telah melanjutkan hubungan diplomatik dengan Assad, yang pemerintahannya tetap berada di bawah sanksi berat AS.