China Kepung Taiwan dengan Puluhan Pesawat Tempur dan Kapal Perang
- CCTV via AP, File.
VIVA Dunia – Militer China mengirim puluhan pesawat tempur dan 11 kapal perang ke Taiwan dalam unjuk kekuatan, usai Presiden Taiwan Tsai Ing-wen melakukan perjalanan ke Amerika Serikat (AS), kata Kementerian Pertahanan Taiwan, Senin 10 April 2023.
Militer China sebelumnya telah mengumumkan "patroli kesiapan tempur" selama tiga hari sebagai peringatan ke Taiwan, sebuah pulau dengan pemerintahan sendiri namun diklaim China sebagai miliknya. Operasi militer China itu dilakukan merespons misi diplomatik Presiden Tsai untuk memperkuat aliansi Taiwan dengan AS dan meningkatkan dukungan AS.
Dalam lawatannya Tsai bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California. Delegasi kongres AS juga bertemu dengan Tsai di Taiwan setelah dia pulang selama akhir pekan.
Melansir AP News, China menanggapi pertemuan McCarthy dengan memberlakukan larangan perjalanan, dan sanksi keuangan terhadap mereka yang terkait dengan perjalanan Tsai.
Sejak Minggu pukul 06.00 hingga Senin pukul 06.00 dilaporkan total 70 pesawat terdeteksi. Setengahnya melintasi median Selat Taiwan, batas tidak resmi yang pernah diterima secara diam-diam oleh kedua belah pihak, menurut Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan. Di antara pesawat yang melintasi median adalah 8 jet tempur J-16, 4 pesawat tempur J-1, 8 pesawat tempur Su-30 dan pesawat intai.
Sebelumnya pada Jumat dan Sabtu ada delapan kapal perang dan 71 pesawat terdeteksi di dekat Taiwan, menurut Kementerian Pertahanan Taiwan. Kementerian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mendekati situasi dari perspektif "tidak meningkatkan konflik, dan tidak menimbulkan perselisihan."
Selain patroli kesiapan tempur, Tentara Pembebasan Rakyat China akan mengadakan "pelatihan tembakan langsung" di Teluk Luoyuan di provinsi Fujian China di seberang Taiwan, Otoritas Maritim setempat mengumumkan akhir pekan lalu.
Intimidasi militer China terhadap Taiwan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Beijing mengirim pesawat atau kapal ke pulau itu hampir setiap hari, dengan jumlah yang meningkat sebagai reaksi terhadap aktivitas sensitif.
Taiwan mengatakan pihaknya memantau gerakan militer China melalui sistem misil berbasis daratnya, serta di kapal angkatan lautnya sendiri.