Kecaman dan Kekhawatiran Global Meningkat Usai Israel Serang Masjid Al Aqsa
- MintPress News
VIVA Dunia – Kecaman dan kekhawatiran global meningkat setelah polisi Israel menyerang warga Palestina di dalam situs tersuci Islam, masjid Al Aqsa, yang memicu pelepasan roket dan serangan udara militer, dengan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut.
Dua roket lagi ditembakkan, Rabu malam 5 April 2023, dari Jalur Gaza yang diblokade Israel menuju Israel. Tentara dan saksi mengatakan, kekerasan baru pecah di masjid Al Aqsa di Yerusalem selama Paskah Yahudi dan bulan suci Ramadhan umat Islam.Â
Polisi bersenjata dengan perlengkapan anti huru hara menyerbu aula masjid Al Aqsa, bertujuan untuk mengusir "pemuda pelanggar hukum dan agitator bertopeng" yang mereka katakan telah memberikade diri mereka di dalam. Menurut laporan Al Arabiya, batu dan kembang api dilempar-lempar dan lebih dari 350 orang Palestina ditangkap.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres bahkan "sangat terkejut" dengan gambar dan video yang dilihatnya tentang pasukan keamanan Israel memukuli orang-orang Palestina di masjid, terutama karena itu datang pada momen suci bagi orang Yahudi, Kristen, dan Muslim yang seharusnya menjadi masa damai, kata juru bicara PBB.
Negara-negara besar di dunia pun ikut bersuara dan mengecam.Â
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan Amerika Serikat menyatakan "sangat prihatin dengan kekerasan yang terus berlanjut dan kami mendesak semua pihak untuk menghindari eskalasi lebih lanjut".
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang negaranya dan Israel telah membangun kembali hubungan, mengatakan: "Menginjak-injak masjid Al-Aqsa adalah garis merah kami."
Kemudian pada hari Rabu, polisi Israel mengatakan "puluhan remaja pelanggar hukum, beberapa dari mereka bertopeng, melemparkan kembang api dan batu" ke dalam masjid, dan mencoba lagi untuk memberikade diri ketika para jamaah berkumpul untuk shalat malam.
Petugas menggagalkan dan membubarkan "perusuh yang kejam" dan mengizinkan jamaah untuk pergi, kata polisi.
Pihak Israel menyalahkan 'perusuh yang kejam’ dari pihak Palestina.Â
Seorang juru bicara Presiden Palestina Mahmud Abbas mengatakan Israel "menciptakan suasana eskalasi, ketidakstabilan dan ketegangan", dengan mengatakan polisi menyerbu masjid dan menyerang jemaah.Â
Kekerasan dalam konflik Israel-Palestina telah meningkat sejak pemerintahan baru Perdana Menteri veteran Benjamin Netanyahu mengambil alih kekuasaan pada bulan Desember, sebuah koalisi dengan partai-partai ekstrem kanan dan Yahudi ultra-Ortodoks.
Saksi Palestina berusia 74 tahun, Abdel Karim Ikraiem mengatakan polisi Israel bersenjatakan pentungan, granat gas air mata, dan bom asap menyerbu masjid "dengan paksa" dan "memukul wanita dan pria" yang beribadah di Al Aqsa.Â
Satu video yang beredar luas di media sosial menunjukkan polisi memukuli orang-orang di lantai dalam masjid. Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan telah merawat 37 orang, termasuk beberapa setelah mereka dibebaskan dari tahanan.
Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir menyuarakan "dukungan penuh" untuk polisi dan tindakan "cepat dan tegas" mereka.
Kelompok militan Palestina Hamas, yang memerintah Gaza, menyerukan warga Palestina Tepi Barat "untuk pergi secara massal ke masjid Al Aqsa untuk mempertahankannya".Â
Masjid di Yerusalem timur yang dianeksasi Israel dibangun di atas apa yang oleh orang Yahudi disebut Temple Mount, situs paling suci Yudaisme. Itu sering menjadi titik "panas" dan serangan serupa di sana pada Mei 2021 memicu perang Gaza terbaru yang berkecamuk selama 11 hari.