Setelah Konflik Panjang, Presiden Iran Akhirnya Diundang Raja Salman ke Saudi

VIVA Militer: Raja Salman bin Abdulaziz.
Sumber :

VIVA Dunia – Kurang dari sebulan sejak Teheran dan Riyadh setuju untuk memulihkan hubungan diplomatik, Presiden Iran, Ebrahim Raisi telah menerima undangan dari Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, untuk mengunjungi kerajaan. Hal itu dikonfirmasi oleh pejabat tinggi Arab Saudi. 

Iran Bersiap Serang Balik Israel, Kata Penasihat Senior Ali Khamenei

Wakil presiden pertama Iran, Mohammad Mokhber, membuat pernyataan pada hari Senin, 3 April 20223, bahwa Raja Saudi mengundang Raisi untuk mengunjungi Riyadh. 

Sebelumnya, China sebagai penengah konflik, Arab Saudi dan Iran mengumumkan pada 10 Maret 2023, bahwa kedua negara itu telah mencapai kesepakatan untuk melanjutkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan dan misi dalam waktu dua bulan di masing-masing negara.

Arab Saudi Bangun Hotel Mewah Mirip Kota di Film Lord of the Rings

Presiden terpilih Iran, Ebrahim Raisi.

Photo :
  • Istimewa
 
Timnas Indonesia Tekuk Arab Saudi, Diego Michiels: Baru Menang Sekali Udah Kayak Juara Piala Dunia!

Pada 19 Maret, Mohammad Jamshidi, wakil kepala staf Presiden Iran untuk urusan politik, mengonfirmasi bahwa raja Saudi mengirim surat undangan kepada Raisi untuk mengunjungi Riyadh. 

Dalam sebuah posting media sosial, Jamshidi mengatakan bahwa Raja Salman akan menyambut baik kesepakatan antara kedua negara, dan mulai menormalisasi hubungan bilateral. Dia juga menyerukan kerja sama ekonomi dan regional yang kuat antara Riyadh dan Teheran. 

Melansir dari The Siasat Daily, Kamis, 6 April 2023, kedua negara juga telah mengumumkan akan membuka kembali kedutaan dalam waktu dua bulan dan membangun kembali hubungan perdagangan dan keamanan. 

Sebagai informasi, Arab Saudi memutuskan hubungan pada Januari 2016, setelah para demonstran menyerbu kedutaannya di Teheran setelah Riyadh mengeksekusi ulama terkemuka Muslim Syiah Sheikh Nimr al-Nimr, yang dihukum karena pelanggaran terkait teror. 

Sejak saat itu, ketegangan antara negara tetangga yang dipimpin Sunni dan Syiah sering tinggi, dengan masing-masing menganggap satu sama lain sebagai kekuatan yang mengancam. 

Mereka berada di pihak yang berseberangan dalam beberapa konflik regional, termasuk perang saudara di Suriah dan Yaman. 

Pada hari Senin juga diumumkan bahwa Iran dan Arab Saudi akan segera membuka kamar dagang bersama. 

Keyvan Kashefi, anggota dewan ketua Kamar Dagang, Industri, Pertambangan dan Pertanian Iran (ICCIMA), mengatakan bahwa Teheran berencana untuk memulai pertukaran delegasi bisnis dengan Arab Saudi, setelah pembukaan kembali kedutaan besar di kedua negara dan pemulihan duta besar mereka.

https://www.siasat.com/iranian-president-to-visit-saudi-arabia-2561052/

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya