India Tangkap Hacker yang Bobol 669 Juta Data Individu dan Organisasi

Ilustrasi hacker.
Sumber :
  • Getty Images

VIVA Dunia – Polisi di negara bagian Telangana selatan India, berhasil menangkap sebuah geng hacker yang terlibat dalam pencurian, pengadaan, penyimpanan, dan penjualan data pribadi dan rahasia dari 669 juta individu dan organisasi. Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat polisi senior, pada hari Minggu, 2 April 2023. 

Cerita Nurdin Halid saat Kerja Sama dengan Poltracking: Objektivitas, Jujur dalam Data

Kalmeshwar Shingenavar, seorang pejabat polisi senior di negara bagian itu, mengatakan melalui telepon bahwa polisi sejauh ini telah menangkap 10 orang dari tiga negara bagian India. 

“Data tersebut sebagian besar digunakan untuk pemasaran, iklan, dan kejahatan dunia maya. Rupanya, ini adalah pencurian data terbesar yang ditemukan di negara ini sejauh ini," katanya, dikutip dari The Sundaily, Selasa, 4 April 2023. 

Anak Buah Kolonel Laut Dani Tangkap 5 WNI yang Akan Jual Ginjal ke India

Perertas atau hacker.

Photo :
  • ABC News

Dia mencatat bahwa penyelidikan telah dilakukan dan akan berfokus pada bagaimana terdakwa mendapatkan akses ke data yang sangat besar tersebut. Shingenavar juga mengatakan bahwa mereka sedang mendekati beberapa perusahaan untuk mengetahui bagaimana data tersebut bocor dari database mereka. 

Persepi Terbongkar Lindungi Skandal Data LSI, Dewan Etik Tidak Jujur

Menurut polisi Cyberabad di negara bagian Telangana, geng hacker tersebut terlibat dalam pencurian data 669 juta individu dan organisasi di 24 negara bagian dan delapan kota metropolitan. 

Tertuduh memiliki data dari berbagai sumber, termasuk perusahaan ed-tech terbesar India Byjus, platform bimbingan online Vedantu, pengguna taksi, karyawan bergaji, Amazon, Netflix, penyedia pembayaran seluler terbesar India seperti Paytm, dan Phonepe, serta karyawan pertahanan. 

"Terdakwa telah menyimpan data dari 135 kategori yang berisi informasi sensitif pemerintah, organisasi swasta, dan individu. Polisi juga menyita dua ponsel, dua laptop, dan data tersebut selama penangkapan," demikian pernyataan polisi. 

Dikatakan juga bahwa terdakwa utama telah beroperasi melalui situs web bernama InspireWebz, yang berbasis di Faridabad, Haryana, dan menjual database ke klien melalui tautan cloud drive. 

Sebelumnya, sejumlah kasus pelanggaran data juga telah mengemuka. Pada bulan Desember tahun lalu, Kementerian Elektronika dan Teknologi Informasi, mengatakan bahwa meningkatnya insiden 0elanggaran data. Badan tersebut juga mengatakan kepada parlemen India bahwa kebijakan pemerintah ditujukan untuk memastikan Internet yang terbuka, aman, tepercaya, dan akuntabel untuk  penggunanya. 

“Dengan perluasan Internet, semakin banyak orang India yang  menggunakannya dan peningkatan volume data yang dihasilkan, disimpan, dan diproses. Pelanggaran data juga meningkat,” pungkas kementerian itu.

Petugas PLN saat memeriksa meteran listrik di suatu rumah susun di Jakarta.

KPK Temukan Data 10,6 Juta Penerima Subsidi Listrik Tak Tepat Sasaran, Nilainya Capai Rp 1,2 Triliun

Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) mengaku menemukan penyaluran subsidi listrik yang tidak tepat sasaran.

img_title
VIVA.co.id
13 November 2024