Menteri Prancis Jadi Cover Majalah Playboy, Tuai Kontra di Tengah Suasana Panas Politik
- CNBC
VIVA Dunia – Menteri Prancis Marlene Schiappa dikritik oleh rekan-rekannya karena berpose di sampul majalah dewasa sensual Playboy, untuk edisi Prancis.
Schiappa berpose untuk majalah yang akan keluar di edisi April, dengan mengenakan pakaian berwarna putih dan berpose dengan seksi. Playboy mewawancarai politisi Prancis itu tentang hak perempuan dan LGBTQ, melansir The Telegraph, Senin, 3 April 2023.
Perdana Menteri Prancis, Elisabeth Borne mengatakan kepada Shicappa, yang merupakan delegasi menteri yang bertanggung jawab atas kewarganegaraan, bahwa berpose untuk Playboy "tidak pantas, terutama selama periode ini," kata seorang sumber yang dekat dengan perdana menteri kepada BFMTW.
Menteri Prancis jadi cover majalah Playboy
Prancis saat ini tengah berada dalam pergolakan politik setelah pemerintah mendorong langkah untuk menaikkan usia pensiun negara dari 62 menjadi 64 tahun.
Lebih dari satu juta orang di Prancis memprotes keputusan tersebut, turun ke jalanan membakar dan menghancurkan jendela etalase di jalanan. Suasa pun sering tak terkendali, dengan orang-orang menuntut kejelasan.
Jean-Luc Mélenchon, pemimpin partai LFI, mengkritik Schiappa men-tweet bahwa Schiappa yang berpose untuk Playboy adalah salah satu tanda Prancis sudah "keluar dari jalur".
Shciappa menanggapi dalam tweet balasannya, mengatakan bahwa itu adalah hak wanita "untuk memiliki kendali atas tubuh mereka."
"Mempertahankan hak perempuan untuk mengontrol tubuh mereka, itu ada di mana saja dan kapan saja," tulisnya. "Di Prancis, wanita bebas. Dengan segala hormat kepada para pencela dan orang munafik," lanjut Schiappa.
Menteri Prancis Marlene Schiappa,
- CNBC
Sebelum posisinya sebagai delegasi menteri, Schiappa adalah Sekretaris Negara untuk Kesetaraan Gender. Selama waktu itu, dia mengusulkan undang-undang yang melarang pemanggilan kucing. Anggota parlemen menyetujui undang-undang tersebut pada tahun 2018.
Editor majalah Playboy Jean-Christophe Florentin mengatakan bahwa Schiappa "cocok" untuk majalah itu "karena dia terikat pada hak-hak perempuan dan dia mengerti bahwa itu bukan majalah untuk kaum 'macho' lama tetapi bisa menjadi instrumen untuk alasan feminis."
