Restoran Ini Tawarkan Bakso Daging Mammoth Prasejarah, Minat Coba?

Daging bakso dari Mammoth Berbulu jaman prasejarah
Sumber :
  • nypost.com

VIVA Dunia  – Pernah bertanya-tanya bagaimana rasanya makhluk prasejarah? Nah, kini kita bisa segera mengetahuinya!

Kabar Kenaikan PPN Menjadi 12% Mulai 2025: Berikut Daftar Barang & Jasa yang Bebas PPN

Sebuah perusahaan makanan asal Australia telah membuat bakso primadona dari daging hewan prasejarah yang telah dibangkitkan yaitu woolly mammoth atau mammoth berbulu yang telah lama punah.

Frankenfood prasejarah, awalnya dari Bas Korsten dari agensi kreatif yang berbasis di NYC Wunderman Thompson, dibuat oleh perusahaan bernama Vow, adalah sebuah perusahaan Australia yang mengolah sel dari biopsi hewan yang tidak konvensional untuk menciptakan jenis daging yang lebih berkelanjutan.

Daftar Harga Pangan 5 November 2024: Bawang Merah hingga Telur Ayam Naik

Mammoth.

Photo :
  • U-Report

Melansir The Guardian, sejauh ini, perusahaan makanan revolusioner tersebut telah mempelajari potensi laboratorium dari 50 spesies eksotis dari alpaca hingga merak dalam upaya untuk menemukan protein yang sempurna.  

Daftar Harga Pangan 4 November 2024: Beras hingga Daging Naik

"Kami terus-menerus menjelajahi bumi untuk mencari sel unik atau kombinasi sel untuk menginspirasi produk baru yang hebat dan pengalaman makan yang lebih baik," kata perwakilan perusahaan di situs web mereka.

Dalam usaha daging campuran terbaru mereka, Vow memutuskan untuk menghidupkan kembali woolly mamoth atau mammoth berbulu, yang sudah punah selama 10.000 tahun. "Kami belum pernah melihat protein dari daging seperti ini selama ribuan tahun, jadi kami tidak tahu bagaimana reaksi sistem kekebalan kita saat kita memakannya." ujar Ernst Wolvetang, seorang profesor bioengineering di University of Queensland.

Daging bakso dari Mammoth Berbulu jaman prasejarah

Photo :
  • nypost.com

“Kami memilih woolly mammoth karena merupakan simbol hilangnya keragaman dan simbol perubahan iklim,” kata salah satu pendiri Vow, Tim Noakesmith, yang bekerja sama dengan profesor Ernst Wolvetang dari Australian Institute for Bioengineering and Nanotechnology di University of Queensland untuk menghidupkan kembali hewan besar tersebut dalam bentuk makanan.

Untuk menghidupkan kembali daging yang sudah lama mati, para ilmuwan menggunakan urutan DNA untuk mioglobin mammoth, protein otot yang bertanggung jawab atas rasa. Mereka kemudian mengisi tautan gen yang hilang dengan DNA gajah, kerabat terdekat makhluk zaman es itu. 

Memasukkan formula ini ke dalam sel induk domba menyebabkan mereka mereplikasi dan menumbuhkan 20 miliar sel yang dibutuhkan untuk mensintesis daging.

Terlepas dari proses yang kompleks, membangkitkan "Jurassic Park", Wolvetang mengatakan kepada The Guardian bahwa meramu protein hibrida itu "sangat mudah dan cepat," serta hasinya dapat dicapai "dalam beberapa minggu."

Daging bakso dari Mammoth Berbulu jaman prasejarah

Photo :
  • nypost.com

Sayangnya, tidak ada yang tahu bagaimana rasanya daging mammoth: Para ilmuwan ragu untuk mencobanya karena hewan tersebut sudah melewati tanggal kepunahannya.

Dia menambahkan, "Tetapi jika kami melakukannya lagi, kami pasti dapat melakukannya dengan cara yang membuatnya lebih cocok untuk badan manusia kini." 

Bakso raksasa tersebut dijadwalkan akan diresmikan Kamis depan di Museum Sains NEMO Amsterdam. Mereka yang terlibat dengan Vow mengatakan kepada Good Morning Britain bahwa mereka awalnya akan membuat "nugget dodo" tetapi urutan genetik burung yang punah itu tidak ada.

Meski begitu, Vow berkata bahwa perusahaan mereka melakukan ini bukan untuk berperan sebagai Tuhan. Mereka berharap pada akhirnya menghentikan produksi industri daging, yang menurut mereka mendatangkan malapetaka pada lingkungan karena emisi dan kebutuhan sumber dayanya. Sebaliknya, daging yang dibudidayakan di laboratorium membutuhkan lebih sedikit tanah dan air dan menghasilkan emisi hampir nol, menurut perusahaan.

“Kita dapat mengambil biopsi seukuran almond dari seekor hewan dan kemudian menghasilkan makanan yang cukup untuk memberi makan sebuah kota dan negara,” kata perwakilan Vow.

“Dengan membudidayakan daging sapi, babi, ayam, dan makanan laut, kami dapat memberikan dampak paling besar dalam hal pengurangan emisi dari peternakan hewan konvensional,” kata Seren Kell, dari Good Food Institute Europe, kepada The Guardian.

"Saya harap proyek yang menarik ini akan membuka perbincangan baru tentang potensi luar biasa daging budidaya untuk menghasilkan makanan yang lebih berkelanjutan.”

Saat ini, Singapura adalah satu-satunya negara di mana daging hasil laboratorium dapat dijual secara legal kepada konsumen. Namun, musim panas yang lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menyatakan ayam budidaya laboratorium "aman untuk dimakan", yang berarti mungkin tidak lama lagi steak dari konsentrat ini ada di menu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya