Rusia Tuding AS Bertindak Lampaui Batas Norma Etika Demi Hegemoninya

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov
Sumber :
  • Russian Foreign Ministry Press Service via AP

VIVA Dunia – Menteri Luar Negeri RusiaSergey Lavrov, mengatakan Amerika Serikat telah melewati "semua batas" diplomatik dan norma etika dalam upaya menegaskan hegemoni atau pengaruh kekuasaan atas bangsa lain.

“Anda bisa mengharapkan (langkah) apa pun dari Amerika Serikat. Mereka telah melangkahi semua batas diplomatik, etika, dan lainnya seiring keinginan untuk mengamankan hegemoni mereka," ujar Lavrov dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Rossiya-24, Minggu 26 Februari 2023.

Moskow menilai penentangan AS terhadap perang Rusia-Ukraina, yang sudah berlangsung selama 13 bulan, adalah upaya untuk menegakkan kekuasaan Amerika.

Surat Perintah ICC untuk Tangkap Netanyahu Harus Dilaksanakan, Menurut Uni Eropa

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden.

Photo :
  • Foreign Policy

Rudal Storm Shadow Hantam Kursk, Jenderal Rusia Mati di Ruang Bawah Tanah

Sementara itu, Lavrov menilai
Kantongi Investasi Rp295 Triliun usai Kunjungan 5 Negara, Prabowo Subianto: Alhamdulillah!
China "yang mencerminkan tradisi peradaban besar berusia lebih dari seribu tahun" telah mengembangkan gaya reaksi uniknya sendiri terhadap tekanan diplomatik AS. "(Langkah China) itu mencakup harga diri, analisis mendalam tentang segala sesuatu yang terjadi, dan menghindari tindakan tergesa-gesa," tutur dia.

Komentar Lavrov muncul empat hari setelah Presiden China Xi Jinping mengakhiri kunjungannya ke Moskow, di mana dia bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas hubungan bilateral dan usulan Beijing untuk penyelesaian perang Rusia-Ukraina secara damai.

Di lain pihak, AS mengatakan China tidak bisa menjadi mediator perang yang tidak memihak dan karena itu Washington menolak proposal China tersebut. (Ant/Antara)
Gedung kongres Amerika Serikat, Capitol.

Anggota Kongres Sebut AS Sudah Bantu Israel Senilai Rp286 Triliun dalam Bentuk Senjata

Sejak genosida dimulai, AS telah memberikan lebih dari 18 miliar dolar AS (Rp286,2 triliun) dalam bentuk senjata kepada pemerintah Israel, kata anggota Kongres.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024