China Minta AS Berhenti "Panas-panasi" Perang Rusia-Ukraina

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin
Sumber :
  • ANTARA/China MFA

VIVA Dunia – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, menuding Amerika Serikat "memanas-manasi" perang antara Rusia dan Ukraina.

Uni Eropa Ingatkan Semua Negara Anggotanya Wajib Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu

"Bukan China yang menyuplai senjata ke medan perang konflik Rusia-Ukraina, tetapi AS," kata Wang dalam konferensi pers di Beijing, Senin 20 Maret 2023.

Dia menanggapi laporan yang bersumber dari AS tentang dugaan bahwa amunisi dari China digunakan dalam perang di Ukraina. Kyodo News menulis laporan bahwa AS mencurigai amunisi China dipakai oleh pasukan Rusia.

Mayjen TNI Ariyo Windutomo Dilantik Sebagai Kasetpres Gantikan Heru Budi

VIVA Militer: Mayat tentara Ukraina korban perang

Photo :
  • Twitter/@CombatJourno

Mengutip sumber-sumber pemerintah AS, kantor berita Jepang itu melaporkan bahwa belum jelas apakah China memasok amunisi tersebut, tetapi Washington terus mewaspadai isu itu.

Bersahabat Dekat dengan Trump, Putin Optimis Hubungan Rusia-AS Bakal Mencair

“AS harus berhenti memicu emosi serta menuding dan mengakhiri pemaksaan terhadap negara lain. AS harus memainkan peran konstruktif dalam krisis Ukraina, bukan sebaliknya,” kata Wang seperti dikutip harian Global Times.

Wang juga mengomentari surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin yang dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Menurut dia, ICC seharusnya menjaga sikap objektif, menghormati kekebalan kepala negara dari yurisdiksi berdasarkan hukum internasional, serta menghindari standar ganda.

Jumat lalu (18/3), ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin dan Komisaris Kepresidenan Rusia untuk Hak Anak-anak Maria Lvov-Belova terkait situasi di Ukraina. (ANT/Antara)

Ilustrasi Rapat Dewan Keamanan (DK) PBB

Pelapor PBB Sebut Klaim Netanyahu Kebal atas Perintah ICC "Tak Berdasar"

Pelapor khusus PBB untuk Palestina menegaskan bahwa klaim adanya pemimpin negara yang bisa "kebal" terhadap perintah penangkapan ICC adalah tak berdasar sama sekali.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024