Masalah Ekonomi dan Lahan, Poliandri di Nepal Terus Dilestarikan
- Motherhood In-Style Magazine
VIVA Dunia – Tidak ada kecemburuan, tidak ada kecurigaan. Tradisi poliandri masih dipertahankan di pegunungan Himalaya Nepal. Dalam kasus ekstrim di mana tradisi ini melibatkan keluarga, istri juga boleh menikah dengan saudara laki-laki suami. Satu istri, dua atau lebih suami yang sudah tidak asing dengan daerah pegunungan ini.
Perkawinan semacam itu sering disebut sebagai poliandri. Namun di pegunungan Himalaya, persoalan poliandri tidak bisa dilihat secara sederhana.
Dari generasi ke generasi, beberapa kerumitan terus membayangi. Kemiskinan merupakan faktor utama yang memaksa terjadinya poliandri. Demikian dilansir dari BBC, Sabtu, 18 Maret 2023.Â
Faktor tidak memiliki tanah juga membuat mereka harus tinggal bersama suami agar dapat hidup tanpa terkekang. Karena itulah poliandri di Himalaya unik karena sang istri tinggal serumah dengan kedua saudara laki-laki sang suami. Bahkan, beberapa istri terlibat dalam membesarkan calon suaminya sebelum akhirnya menikahkan mereka saat dewasa.Â
Sekali lagi, tidak ada kecemburuan, tidak ada kecurigaan. Ini hanyalah salah satu cara hidup di Himalaya. Meski poliandri, pasangan tersebut tampaknya sepakat untuk membatasi hubungan seksual. Hal ini untuk mencegah terjadinya kehamilan yang nantinya dapat menambah beban keluarga jika terjadi kehamilan.Â
Namun tak hanya negatif, poliandri seperti ini justru mencegah keributan ketika harta dibagi-bagi antar keluarga. Selalu ada cukup makanan untuk memberi makan keluarga karena ada dua pria yang bekerja. Tradisi tersebut juga membolehkan anak-anak untuk tetap memiliki ayah meskipun "ayah kandung" meninggal.Â
Jadi, para istri tidak perlu khawatir dengan masa depan anak-anaknya. Melalui praktik poliandri ini, peluang untuk masa depan yang lebih baik dipertahankan. Poliandri di Himalaya sebenarnya sudah dimulai sejak lama. Memang benar bahwa setiap anak laki-laki dari setiap rumah tangga di daerah ini hanya menikah dengan satu perempuan.Â
Seiring waktu dan ekonomi membaik, praktik poliandri ini memudar. Selain itu, kehidupan modern menyebabkan banyak keluarga menyimpang dari tradisi ini. Karena itu, praktik yang telah berlangsung selama lebih dari satu abad ini hanya bertahan di desa-desa terpencil di pegunungan Himalaya.Â
Beberapa yang masih berlatih biasanya dipicu oleh ketiadaan lahan, lagi-lagi ekonomi. Sulit menyebut poliandri di Himalaya sebagai tradisi. Ini adalah cara bertahan hidup dari belenggu ekonomi yang semakin tidak pasti.