Mozambik-Malawi Porak-poranda Diterjang Topan Freddy, Ratusan Orang Tewas
- Malawi Red Cross Society
VIVA Dunia – Mozambik dan Malawi dilterjang angin Topan Tropis Freddy, yang menewaskan lebih dari 100 orang, dan melukai banyak orang lainnya. Melansir dari The Guardian, Rabu, 15 Maret 2023, topan tersebut juga mengakibatkan kehancuran saat melanda Afrika bagian selatan untuk kedua kalinya dalam sebulan selama akhir pekan.
Topan Freddy adalah salah satu badai terkuat yang pernah tercatat di belahan bumi selatan dan bisa menjadi siklon tropis terlama, menurut Organisasi Meteorologi Dunia.
Topan itu menerjang Mozambik tengah pada Sabtu, 11 Maret 2023, dan merobek atap bangunan.
Tidak hanya itu, angin Topan tersebut juga mengakibatkan banjir yang meluas di sekitar pelabuhan Quelimane, sebelum bergerak ke pedalaman menuju Malawi dengan hujan lebat yang menyebabkan tanah longsor.
Tingkat kerusakan dan korban jiwa secara keseluruhan di Mozambik belum jelas sejauh ini, karena catu daya dan sinyal telepon terputus di beberapa bagian daerah yang terkena dampak.
"Badai itu telah menewaskan 99 orang di Malawi, termasuk 85 orang di pusat komersial utama Blantyre," kata Charles Kalemba, Komisaris Departemen Urusan Manajemen Bencana, pada Senin, 13 Maret 2023.
Jumlah total yang tewas akibat Badai Freddy di Mozambik, Malawi, dan Madagaskar sejak pertama kali terjadi bulan lalu hingga hari ini menjadi sekitar 136 orang.
Rumah sakit pusat di Blantyre telah menerima setidaknya 60 jenazah pada sore hari, menurut Direktur Negara Doctors Without Borders (MSF) Marion Péchayre.
Dia juga menambahkan bahwa sekitar 200 orang terluka, yang saat ini dirawat di rumah sakit.
Luka-luka itu akibat pohon tumbang, tanah longsor dan banjir bandang, katanya.
“Banyak (rumah) ditutupi lumpur dengan atap seng, sehingga atapnya jatuh di atas kepala orang.”
Peter Kalaya, seorang juru bicara polisi, mengatakan bahwa tim penyelamat telah mencari orang-orang di Chilobwe dan Ndirande, dua kota yang paling parah terkena dampak di Blantyre.
"Beberapa orang hilang dikhawatirkan tertimbun reruntuhan,” kata Kalaya.
Perusahaan listrik nasional Malawi, Egenco, juga mengatakan kapasitas pembangkit listrik tidak stabil dan telah mengalami pemadaman total sistem dua kali pada hari Senin.