Korsel-AS Mulai Latihan Militer Gabungan, Setelah Korut Tembakkan Rudal
- AP Photo/ Lee Jin-man
VIVA Dunia – Militer Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) meluncurkan latihan militer gabungan terbesar mereka dalam beberapa tahun pada hari Senin, 13 Maret 2023. Tindakan ini terjadi setelah Korea Utara melakukan uji coba rudal jelajah yang diluncurkan dari kapal selam sebagai protes nyata atas latihan kedua negara itu, yang dianggap sebagai latihan invasi.
Uji coba rudal Korea Utara pada hari Minggu, 12 Maret 2023, menandakan bahwa negara tersebut akan melakukan kegiatan pengujian senjata provokatif selama latihan AS-Korea Selatan yang akan berlangsung selama 11 hari.
Pekan lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memerintahkan pasukannya untuk bersiap-siap mengusir gerakan persiapan perang, dari para pesaingnya.
Melansir dari AP, Senin, 13 Maret 2023, latihan Korea Selatan-AS mencakup simulasi komputer, yang disebut Freedom Shield 23, dan beberapa latihan gabungan, yang secara kolektif dikenal sebagai Warrior Shield FTX. Meski demikian, otoritas Korea Selatan dan AS tidak mengungkapkan rincian dari latihan yang akan terjadi pada hari ini.
Namun, mereka mengatakan sebelumnya bahwa simulasi komputer dirancang untuk memperkuat kemampuan pertahanan, dan respons sekutu di tengah meningkatnya ancaman nuklir Korea Utara, dan perubahan lingkungan keamanan lainnya.
Mereka mengatakan latihan lapangan juga akan kembali ke skala pelatihan lapangan terbesar sebelumnya yang disebut Foal Eagle yang terakhir diadakan pada tahun 2018.
Sebuah pernyataan militer AS baru-baru ini mengatakan latihan lapangan itu untuk lebih meningkatkan kerja sama kedua militer melalui udara, darat, laut, ruang angkasa, dunia maya dan operasi khusus, serta meningkatkan taktik, teknik, dan prosedur.
Sementara itu, Korea Utara mengatakan melalui media pemerintah bahwa peluncuran dua rudal jelajahnya di lepas pantai timur menunjukkan tekadnya untuk menanggapi dengan kuat terhadap "manuver militer yang semakin intensif oleh pasukan imperialis AS dan pasukan boneka Korea Selatan".
Kantor Berita Pusat resmi Korea Utara pada hari Senin menyebut rudal itu merupakan senjata strategis dan peluncurannya memverifikasi postur operasi pencegahan perang nuklir negara itu. Hal ini menyiratkan bahwa Korea Utara bertujuan untuk mempersenjatai rudal jelajah dengan hulu ledak nuklir.