3 Pemuda Ditangkap karena Prank 'Terorisme Sushi'
- Pixabay
VIVA Dunia – Tiga orang ditangkap di Jepang terkait prank sushi yang diklaim tidak higienis di sebuah restoran sushi, dan dijuluki "terorisme sushi". Prank tersebut juga memicu kemarahan netizen pengguna sosial media.
Polisi mengatakan tiga orang pemuda berusaha menghalangi bisnis di rantai restoran besar Kura Sushi, yang dibombardir dengan keluhan pelanggan setelah video para remaja itu viral di sosial media. Klip tersebut menunjukkan salah satu anggota kelompok mengambil sepotong sushi dari piring yang lewat, dan menjilatnya, lalu menaruhnya kembali. Mereka juga menempelkan mulut mereka pada botol kecap.
Melansir dari NDTV, Kamis, 9 Maret 2023, video serupa juga muncul bulan lalu di platform Twitter dan TikTok. Kejadian ini diduga selalu dilakukan oleh ketiga pemuda itu selama beberapa minggu atau bertahun-tahun. Polisi setempat mengatakan bahwa pada hari Kamis, pihaknya berhasil menangkap ketiga orang itu dari wilayah tengah Aichi.
Seorang juru bicara polisi mengatakan Ryoga Yoshino yang berusia 21 tahun dan seorang gadis berusia 15 tahun, yang tidak disebutkan namanya ditangkap pada hari Rabu, 8 Maret 2023. Sementara anggota ketiga kelompok itu, seorang pria berusia 19 tahun yang identitasnya juga dirahasiakan berhasil ditangkap.
Penangkapan tersebut diyakini sebagai yang pertama dalam saga yang menimbulkan kegemparan di Jepang, negara dengan standar kebersihan yang terkenal tinggi. "Prank kelompok tersebut memaksa karyawan di Kura Sushi untuk melakukan pembersihan darurat, dan membuat operasi bisnis normal menjadi sulit," kata juru bicara polisi.
Meskipun belum ada dakwaan yang diajukan, penghalang paksa bisnis dapat melibatkan hukuman berat di bawah hukum Jepang, termasuk potensi hukuman penjara tiga tahun. Perusahaan yang mengoperasikan Kura Sushi, yang memiliki hampir 500 gerai di Jepang, menyambut baik penangkapan tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Kami sangat berharap penangkapan ini akan menyebarkan kesadaran di masyarakat bahwa lelucon ini, yang pada dasarnya merusak sistem kami berdasarkan hubungan kepercayaan dengan pelanggan, adalah kejahatan, dan tidak akan ada tindakan peniruan di masa depan," kata perusahaan itu.
Di antara tindakan ketiga pemuda itu, ada beberapa resto makanan yang ikut terpengaruh, salah satunya adalah Sushiro, yang sahamnya anjlok bulan lalu setelah sebuah video menunjukkan seorang pelanggan remaja menjilati bagian atas botol kecap di salah satu tokonya.
"Ini memuakkan," tulis seorang pengguna Twitter Jepang sebagai tanggapan pada saat itu.
"Saya tidak bisa pergi ke restoran sushi sabuk konveyor lagi," kata pengguna sosial lainnya.