Setahun Diinvasi Rusia, AS Tegaskan Setia Dukung Ukraina
- Twitter @POTUS
VIVA Dunia – Menandai satu tahun invasi Rusia ke Ukraina, Juru Bicara Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Michael Quinlan mengatakan bahwa pihaknya akan tetap mendukung Kiev sampai kebebasan dan demokrasi didapatkan oleh warga Ukraina.
"Amerika Serikat, sekutu atau mitra kita di seluruh dunia akan bersatu dan mendukung Ukraina dalam perjuangannya untuk mempertahankan negara, kebebasan, gagasan, kedaulatan, dan demokrasi," kata Quinlain, pada Kamis, 23 Februari 2023, di @america, Pacific Place Mall, Jakarta.
Dia juga mengatakan bahwa situasi perang juga merupakan kesempatan bagi para jurnalis untuk membagikan informasi kepada dunia agar banyak membangun kesadaran masyarakat mengenai perang mematikan di Ukraina.
"Ini waktu untuk jurnalis Indonesia berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu penting. Terutama perang," tuturnya.
Diplomasi dan Negosiasi
Sementara itu, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin berpendapat bahwa diplomasi dan negosiasi akan mengakhiri perang di negaranya yang telah berlangsung hampir setahun akibat agresi Rusia.
Negosiasi dapat terjadi jika tentara Rusia meninggalkan Ukraina dan membebaskan seluruh wilayah yang mereka duduki.
"Dan jika bicara tentang diplomasi, menurut saya diplomasi sangat bagus, sangat efisien. Misalnya, mari kita undang para diplomat top dunia untuk mencoba membujuk Rusia atau mungkin mengancam Rusia," katanya.
"Diplomasi bisa bekerja untuk mencoba membujuk pihak yang agresif untuk berhenti (menyerang)," kata dia, menambahkan.
Vasyl juga menegaskan bahwa Ukraina terbuka untuk melakukan perundingan damai, tetapi tidak demikian halnya dengan Rusia.
Dia menyebut Perjanjian Minsk, sebuah upaya untuk mengamankan gencatan senjata antara pasukan Ukraina dan separatis yang didukung Rusia di timur Ukraina, sebagai “buatan” Rusia.
Perjanjian Minsk I, yang ditandatangani pada 2014 dan diperbarui dengan Perjanjian Minsk II pada 2015, juga menyusun tata cara pemilu di wilayah Luhansk dan Donetsk, serta rencana mengintegrasikan dua wilayah itu ke Ukraina.
“Perjanjian itu tidak pernah dipenuhi dan dilaksanakan. Itu buatan. Jadi hasil dari delapan tahun negosiasi adalah agresi skala penuh Federasi Rusia di Ukraina,” kata Vasyl.
Di lain pihak, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Perjanjian Minsk sudah tak lagi berlaku ketika Rusia mengakui Luhansk dan Donetsk, dua wilayah Ukraina yang memisahkan diri, sebagai negara merdeka.
Dia bersikeras bahwa pengakuan kemerdekaan atas Luhansk dan Donetsk dari Ukraina dipicu oleh keengganan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian tersebut.
Sebelumnya, memasuki satu tahun invasi Rusia, Presiden Amerika Serikat (AS) mendatangi Kiev untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Kunjungan tersebut merupakan perjalanan pertama Joe Biden ke negara Ukraina, sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh hampir setahun yang lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Biden mengumumkan bantuan terbaru dengan mengatakan bahwa paket bantuan itu akan mencakup lebih banyak peralatan militer, amunisi artileri, lembing, dan Howitzer. Dia juga menambahkan akan menjatuhkan sanksi baru pada Rusia.