Tambang Batu Bara di China Runtuh, 2 Orang Tewas 50 Hilang Diduga Terkubur
- FB
VIVA Dunia – Sebuah tambang batu bara runtuh di wilayah utara Mongolia Dalam, China, pada Rabu, 22 Februari 2023, menewaskan sedikitnya dua orang serta lebih dari 50 orang hilang. Hal itu dilaporkan oleh media pemerintah China.
Kantor Berita resmi Xinhua mengatakan orang-orang terkubur di bawah puing-puing tambang di Liga Alxa, enam orang berhasil diselamatkan dan mengalami luka-luka serta 53 orang lainnya dinyatakan hilang.
Sebuah video singkat tentang keruntuhan tersebut, yang diposting di situs web surat kabar Beijing Times, menunjukkan dinding besar tanah atau pasir kemerahan mengalir menuruni lereng ke kendaraan pertambangan yang bergerak di bawah.
Dalam hal ini, Presiden China Xi Jinping mendesak agar penyelamatan korban segera dilakukan.
"Saya menuntut upaya pencarian dan penyelamatan korban yang masih hilang dan perawatan intensif bagi yang mengalami luka-luka," kata Xi.
Xi juga menyerukan untuk memastikan keselamatan jiwa dan harta benda korban serta menjaga stabilitas sosial secara keseluruhan.
Dilansir dari AP, 23 Februari 2023, lebih dari 300 penyelamat yang mengoperasikan 129 kendaraan penyelamat berpartisipasi dalam pencarian tersebut.
Perusahaan yang menjalankan tambang, Inner Mongolia Xinjing Coal Industry Co. Ltd., pada tahun lalu banyak dikenai berbagai pelanggaran keselamatan, mulai dari rute akses yang tidak aman ke permukaan tambang, hingga penyimpanan bahan yang mudah menguap yang tidak aman, serta kurangnya pelatihan untuk pengawas keselamatannyaÂ
Mongolia Dalam adalah wilayah utama untuk penambangan batu bara dan berbagai mineral serta tanah, yang menurut para kritikus telah merusak lanskap asli pegunungan, stepa berumput, dan gurun.
Sebagian besar kematian pertambangan dikaitkan dengan ledakan yang disebabkan oleh penumpukan metana dan debu batu bara, atau karena tenggelam yang disebabkan oleh penambang yang menerobos lubang yang telah ditinggalkan karena banjir.
China sejauh ini telah mencatat banyak kecelakaan industri dan konstruksi yang mematikan dalam beberapa bulan terakhir sebagai akibat dari pelatihan dan peraturan keselamatan yang buruk, korupsi pejabat dan kecenderungan untuk mengambil jalan pintas oleh perusahaan yang mencari keuntungan.
Â