Penemuan Mumi Misterius Pakai Wol Warna Warni di Tengah Gurun China

Mumi Misterius Pakai Wol Warna Warni di Tengah Gurun China
Sumber :
  • ©Wenying Li, Xinjiang Institute of Cultural Relics and Archaeology

VIVA Dunia – Di gurun wilayah Xinjiang, China, ada ratusan mumi yang diawetkan secara alamiah oleh udara kering gurun. Mereka dikenal sebagai mumi Tarim Basin atau Cekungan Tarim.

Mega Diversity, Fadli Zon Akan Daftarkan Lebih Banyak Warisan Budaya Indonesia ke UNESCO 

Mumi misterius yang berasal dari tahun 2.000 SM sampai 200 M ini membuat para ilmuwan penasaran terkait asal usul mereka karena memiliki ciri-ciri "Barat". Selain itu, mereka juga memakai pakaian wol warna warni.

Ilustrasi mumi.

Photo :
  • Pixabay
China Sebut Veto AS atas Resolusi Gencatan Senjata Gaza Dorong Palestina ke Kegelapan

Di samping pemakaman mereka, ilmuwan juga menemukan sisa-sisa kultur pertanian seperti hewan ternak (sapi, domba, kambing), gandum, jelai, milet, dan keju.

Dalam studi baru yang diterbitkan jurnal Nature, peneliti menggunakan analisis genetik untuk meneliti 13 mumi Tarim Basin, berasal dari tahun 2100 sampai 1700 SM.

Raksasa Elektronik China Ini Ubah Cara Pelanggan Menikmati Dingin

Hasil studi menemukan mereka keturunan langsung Eurasia Utara Kuno (ANE), populasi lokal pemburu-pengumpul yang tinggal di Stepa Eurasia dan Siberia.

Kelompok ini menghilang sekitar 10.000 tahun lalu, tapi jejak genetik mereka masih bisa ditemukan pada populasi masyarakat adat atau penduduk asli di Siberia dan Amerika saat ini. Demikian dikutip dari laman IFL Science, Selasa, 21 Februari 2023.

Analisis baru menyatakan, populasi orang-orang Tarim Basin atau Cekungan Tarim ini bukan pendatang ke daerah tersebut dan memiliki nenek moyang orang lokal.

"Meskipun terisolasi secara genetis, masyarakat Zaman Perunggu di Cekungan Tarim secara budaya sangat kosmopolitan – mereka membuat masakan mereka dengan gandum dan susu dari Asia Barat, millet dari Asia Timur, dan tanaman obat seperti Ephedra dari Asia Tengah," jelas Christina Warinner, seorang penulis senior studi tersebut dan profesor Antropologi di Universitas Harvard.

Ilustrasi mumi.

Photo :
  • http://www.technocrazed.com

Peneliti juga mengatakan mereka tidak terlalu mengalami akulturasi atau percampuran dengan populasi di wilayah terdekat, namun membentuk isolat genetik yang sebelumnya tidak diketahui yang kemungkinan mengalami kemacetan genetik yang ekstrim sebelum tiba di daerah tersebut.

Ini cukup mengejutkan mengingat populasi lain banyak berbaur di Cekungan Tarim selama ini. Secara keseluruhan, temuan lebih lanjut menyoroti bagaimana tempat yang tidak biasa ini memainkan peran yang benar-benar unik dalam budaya Zaman Perunggu di Eurasia, bertindak sebagai persimpangan penting antara Timur, Barat, Utara, dan Selatan.

"Merekonstruksi asal mula mumi Cekungan Tarim memiliki efek transformatif pada pemahaman kita tentang wilayah tersebut, dan kami akan melanjutkan studi genom manusia purba di era lain untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah migrasi manusia di stepa Eurasia," jelas Yinquiu Cui, penulis senior studi dan profesor di Fakultas Ilmu Kehidupan Universitas Jilin China

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya