Masih Tidak Terima Dengan Penembakan Balon, China Ancam Akan Balas AS
- news.am
VIVA Dunia – Masih tidak terima balon udaranya ditembak jatuh oleh Amerika Serikat (AS), China beri gertakan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan terhadap pihak AS terkait dengan jatuhnya benda yang dianggap sebagai balon mata-mata China yang masuk ke wilayah lepas Pantai Timur Amerika.
Pada pengarahan harian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, tidak memberikan lebih rinci dan tidak mengidentifikasi siapa yang akan menerima tindakan keras Beijing atas penembakan balon tersebut
Sebelumnya, China mengatakan balon itu adalah pesawat cuaca tak berawak yang secara tidak sengaja terlempar keluar jalur, dan menuduh AS bereaksi berlebihan dalam menjatuhkannya dengan rudal yang ditembakkan dari jet tempur F-22.
Melansir dari AP, Kamis, 16 Februari 2023, China telah membalas tuduhan mata-mata terhadap Washington, di samping ancaman pembalasannya, setelah awalnya menyatakan penyesalan atas masuknya balon ke wilayah udara AS.
“China dengan tegas menentang ini dan akan mengambil tindakan balasan sesuai dengan undang-undang terhadap entitas AS yang relevan yang merusak kedaulatan dan keamanan China,” kata Wang pada Rabu, 15 Februari 2023.
China juga akan dengan tegas menjaga kedaulatan nasional dan hak serta kepentingannya yang sah, tambah Wang.
Kemudian, di hari yang sama, Duta Besar AS untuk Jepang, Rahm Emanuel, mengatakan tindakan balon China adalah bagian dari pola perilaku agresif Beijing. Emanuel juga mencatat adanya pancaran laser tingkat militer China baru-baru ini pada kapal patroli penjaga pantai Filipina, pelecehan terhadap pesawat AS oleh jet China, dan pembukaan kantor polisi ilegal China di AS, Irlandia, dan negara lain.
"Jika China ingin menjadi anggota komunitas internasional yang dihormati, maka anda bertindak dengan tepat pada premis dasar tertentu yaitu anda tidak membuka kantor polisi di negara lain tanpa mengetahui hukum mereka seolah-olah hukum anda tidak memiliki batasan," katanya.
“Ini bukanlah kualitas dan karakteristik dari kebijakan bertetangga yang baik,” kata duta besar tersebut, mengacu pada jangkauan China ke negara-negara di kawasan Asia-Pasifik.
Sejak jatuhnya balon Beijing pada 4 Februari, Amerika Serikat telah memberikan sanksi kepada enam entitas China yang katanya terkait dengan program kedirgantaraan Beijing.
DPR AS kemudian memilih dengan suara bulat untuk mengutuk China atas pelanggaran terang-terangan atas kedaulatan AS dan upaya untuk menipu komunitas internasional melalui klaim palsu tentang kampanye pengumpulan intelijennya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga membatalkan kunjungan ke Beijing, yang diharapkan banyak orang akan menstabilkan hubungan yang telah retak di tengah perselisihan perdagangan, hak asasi manusia, klaim Taiwan dan China atas Laut China Selatan. Sementara China menyangkal balon itu adalah aset militer, sejauh ini belum ada pihak atau perusahaan yang bertanggung jawab atas penerbangan balon tersebut.