Setelah Drama Tembak Balon, Menlu AS-China Akan Adakan Pertemuan Tatap Muka
- Stefani Reynolds/Pool via REUTERS/wsj.
VIVA Dunia – Setelah drama hubungan yang kembali dingin karena adanya balon China, yang masuk ke wilayah udara Amerika Serikat dan dicurigai sebagai balon mata-mata, kini keduanya akan mengirim pejabat tinggi untuk lakukan pembicaraan.
Melansir dari NDTV, Selasa, 14 Februari 2023, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sedang mempertimbangkan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Konferensi Keamanan Munich, yang akan menjadi pembicaraan tatap muka pertama para diplomat sejak AS menembak jatuh benda terbang di atas negara itu.
Dalam beberapa hari terakhir, militer AS juga telah menembak jatuh empat benda terbang di atas langit Amerika Utara. Yang terakhir pada hari Minggu, 12 Februari 2023, ketika sebuah benda segi delapan jatuh di atas Danau Huron.
Sebelumnya, Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) Glen VanHerck, yang melindungi wilayah udara AS sebagai kepala Komando Pertahanan Ruang Angkasa Amerika Utara (NORAD), membeberkan mengenai sebuah objek yang kembali memasuki wilayah udara AS selama tiga hari berturut-turut. Dia tidak ingin menyebut objek tersebut sebagai balon, melainkan menyebutnya sebagai objek berbahaya.
"Kami menyebut mereka objek, bukan balon, karena suatu alasan," kata VanHerck.
Dia mengatakan bahwa Pentagon tidak tahu apa yang membuat objek ini tetap berada di ketinggian, dan memiliki sistem propulsi yang tidak diketahui. Dia juga menegaskan bahwa militer AS akan mencoba memulihkan objek tersebut, yang jatuh di atas Danau Huron, yang menurut mereka kemungkinan besar jatuh di perairan Kanada.
"Mereka (militer) akan mempelajari lebih lanjut tentang itu (balon)," kata VanHerck kepada wartawan.
Pentagon dan para pejabat intelijen mencoba memahami tiga benda terbang tak dikenal di atas Alaska, Kanada, dan Michigan yang ditembak jatuh oleh jet tempur AS dengan rudal pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Sebuah benda yang tak dikenal itu akhirnya ditembak jatuh di atas wilayah Great Lakes pada hari Minggu, atas arahan Presiden AS Joe Biden.