Presiden Suriah Akhirnya Setuju Buka Penyeberangan untuk Bantu Korban Gempa
- AP Photo/Ghaith Alsayed.
VIVA Dunia – Presiden Suriah setuju untuk membuka dua titik penyeberangan baru dari Turki ke barat laut untuk menerima bantuan dan peralatan yang sangat dibutuhkan untuk membantu jutaan korban gempa di Suriah. Hal tersebut disampaikan secara langsung oleh PBB, pada Senin, 13 Februari 2023.
Sebelumnya, PBB kesulitan untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi Suriah, karena titik-titik penyeberangan dikuasai pembrontak. PBB berada di bawah tekanan kuat untuk mendapatkan lebih banyak bantuan, dan alat berat ke barat laut Suriah yang dikuasai pemberontak sejak gempa terjadi seminggu yang lalu.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyambut baik kesepakatan pemimpin Suriah Bashar Al Assad untuk membuka titik penyeberangan di Bab Al-Salam dan Al Raée selama tiga bulan. Saat ini, PBB hanya diizinkan untuk mengirimkan bantuan ke wilayah barat laut Idlib melalui satu penyeberangan di Bab Al-Hawa, atas desakan sekutu Suriah, Rusia.
Pengumuman itu menyusul pertemuan di Damaskus, yang dilakukan pada Senin pagi antara Assad dan kepala kemanusiaan PBB Martin Griffiths. Pengumuman resmi Guterres datang selama pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB, di mana para diplomat mengatakan bahwa Assad setuju untuk membuka dua penyeberangan baru selama pembicaraan virtual.
Duta Besar Suriah untuk PBB, Bassam Sabbagh, mengatakan kepada wartawan saat pertemuan berlangsung bahwa Assad mengadakan pertemuan yang positif dan konstruktif dengan Griffiths.
"Perlunya bantuan mendesak untuk memasuki semua wilayah di Suriah, termasuk yang berada di bawah pendudukan dan di bawah kendali kelompok teroris bersenjata," kata Sabbagh, dikutip dari AP, Selasa, 14 Februari 2023.
“Berdasarkan itu, Suriah mendukung masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut melalui semua titik lintas yang memungkinkan, baik dari dalam Suriah, atau melintasi perbatasan, untuk jangka waktu tiga bulan. Dan untuk memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan kepada orang-orang kami di barat laut Suriah,” tambahnya.
Brasil dan Swiss, yang mengawasi masalah lintas batas Suriah, meminta implementasi yang cepat dari perjanjian untuk membuka dua penyeberangan baru. Diketahui, para korban yang selamat tidak memiliki sarana untuk menggali para penyintas yang masih terkubur di antara puing-puing bangunan yang runtuh, serta jumlah korban tewas yang juga meningkat.
Korban di wilayah barat laut yang dikuasai pemberontak telah mencapai 2.166, menurut kelompok penyelamat Helm Putih. Sementara 1.414 orang tewas di daerah yang dikuasai pemerintah, menurut Kementerian Kesehatan Suriah di Damaskus. Korban tewas keseluruhan di Suriah mencapai 3.580.