Kisah Haru Keluarga WNI Korban Gempa Turki Saksikan Pemakaman Lewat Video
- AP Photo/Francisco Seco
VIVA Dunia – Gempa bumi Turki-Suriah pada Senin, 6 Februari 2023 membawa duka mendalam bagi banyak orang. Gempa berkekuatan Magnitudo 7,8 itu menewaskan ribuan korban jiwa.
Turki menjadi salah satu negara yang banyak diminati banyak orang untuk berwisata, mengenyam pendidikan, maupun untuk dijadikan sebagai tempat tinggal.
Pada gempa tersebut, ada beberapa keluarga Warga Negara Indonesia yang terdampak atas insiden mengerikan itu. Salah satu keluarga korban gempa bumi Turki itu menceritakan kisah harunya.
Ibu korban gempa, Bidayanti Rahmat Zaelani menyaksikan video penguburan sang anak dan cucu lewat rekaman video yang dikirimkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Turki di Ankara.
Bidayanti menyaksikan penguburan itu bersama anggota keluarga lainnya, termasuk bapak dari korban, yakni Muhammad Sukarmin.
“Kemarin (9/2/2023) kami ditelepon dan dikirim video (penguburan jenazah Nia-anaknya),” ujar Bidayati dilansir dari tvOnenews pada Senin, 13 Februari 2023.
Bidayati mengatakan, staf KBRI bertindak cepat karena langsung berkomunikasi tentang pemulasaran dan penguburan jenazah putrinya yang bersuamikan warga Turki beserta cucunya.
“Staf KBRI bertindak cepat. Dibawa ke rumah sakit, jenazah dibersihkan dan dikafankan,” terangnya.
Bidayati sempat melihat wajah anaknya sebelum dikubur. Namun, dia mengaku tidak sanggup melihat wajah cucunya yang juga turut menjadi korban gempa Turki.
“Wajahnya bersih. Tidak seperti orang yang tertindih reruntuhan,” jelasnya.
Keluarga berencana membawa jenazah ke Indonesia. Namun, KBRI memberi memberi tahu kalau proses pemulangannya bisa 1-2 minggu.
Sebagai Muslim pun pemakaman harus disegerakan. Akhirnya dia dan keluarga ikhlas menguburkan jenazah di Kahramanmaras yang berjarak lebih dari 600 kilometer dari Ankara dan lebih dari 1.000 kilometer dari Istanbul.
“Saya sebagai ibu, di mana pun dia dimakamkan, itu tanahnya Tuhan yang punya juga,” ucapnya.
Diberitakan VIVA sebelumnya, pencarian korban gempa bumi dengan kekuatan 7,8 skala richter di Turki pada Sabtu waktu setempat terhenti akibat adanya bentrokan antarkelompok.
Korban tewas di Turki dan Suriah akibat gempa telah melampaui 28.000 orang. Dengan adanya bentrokan itu harapan untuk menemukan lebih banyak korban selamat memudar.
Melansir BBC News, Minggu, 12 Februari 2023, tim penyelamat dari Jerman dan tentara Austria menghentikan operasi pencarian pada Sabtu, dengan alasan bentrokan antara kelompok yang tidak disebutkan namanya.