Curiga Dimata-matai, Australia Akan Periksa Kamera CCTV Buatan China di Kementerian Pertahanan

Ilustrasi kamera CCTV.
Sumber :
  • Pixabay.

VIVA Dunia – Pemerintah Australia akan memeriksa kamera pengawasan buatan China yang dipasang di kantor kementerian pertahanan, kata Menteri Pertahanan Richard Marles pada Kamis 9 Februari 2023. Pemeriksaan itu dilakukan di tengah isu bahwa kamera pengawasan buatan China dapat menimbulkan risiko keamanan, terutama jika dipasang di gedung-gedung penting pemerintahan.

Kepanikan Bintang Australia Jelang Lawan Timnas Indonesia

Langkah Australia ini menyusul tindakan Inggris, yang pada November memberi arahan kepada elemen pemerintahan untuk berhenti memasang kamera CCTV yang asal-usulnya dari China, pada gedung-gedung pemerintahan krusial. Beberapa negara bagian di Amerika Serikat juga sudah melarang produk dan vendor perusahaan teknologi China.

“Ini merupakan masalah… kami sedang melakukan evaluasi pada seluruh teknologi pengawasan di lingkup kementerian pertahanan, kami akan mencopot kamera-kamera tersebut jika ditemukan,” kata Marles dalam wawancara dengan radio ABC.

Calon Wakil Bupati Maros Diganti Karena Tak Lolos Tes Kesehatan

Ilustrasi mata-mata.

Photo :
  • Bisnow

Anggota parlemen dari kubu oposisi, James Paterson, menurut audit yang dilakukan pihaknya secara mandiri, menemukan hampir seribu unit kamera produksi Hangzhou Hikvision Digital Technology dan Dahua Technology Co dipasang di sedikitnya 250 kantor pemerintah Australia. Paterson, yang ditunjuk kubu oposisi sebagai pengawas keamanan siber dan gangguan asing, mendorong pemerintah untuk membuat rencana pencopotan kamera-kamera tersebut.

Besok, Jokowi Bakal Nonton Langsung Laga Timnas Indonesia vs Australia di GBK

Sementara itu, Marles berargumen bahwa isu tersebut memang penting, tapi tidak perlu dilebih-lebihkan. Hikvision mengatakan sangatlah salah mengategorikan pihaknya sebagai ancaman bagi keamanan nasional Australia, karena perusahaan tidak dapat mengakses data video pengguna, mengelola pangkalan data pengguna, atau menjual penyimpanan awan di Australia.

"Kamera-kamera kami mematuhi seluruh hukum dan regulasi Australia yang ada, dan wajib memenuhi syarat keamanan yang ketat,” kata seorang juru bicara perusahaan melalui surat elektronik.

Dahua Technology belum merespons ketika diminta pernyataan oleh Reuters. Nigel Phair, seorang ahli keamanan siber di Universitas New South Wales, mengatakan pemerintah sedang mengambil pendekatan yang hati-hati. "Kekhawatirannya adalah data pada kamera ini kembali ke China,” kata dia.

Menurut Phair, pemerintah sangat berhati-hati dan melakukan pendekatan yang terukur dengan melihat risiko yang ada, lalu kemudian membuat regulasi soal itu. (Ant/Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya