Update Korban Gempa di Turki dan Suriah Sudah Lebih Dari 11.200 Jiwa
- AP Photo/Khalil Hamra.
VIVA Dunia – Jumlah korban jiwa gempa berkekuatan 7,8 magnitudo di Turki dan Suriah terus bertambah menjadi lebih dari 11.200 orang, Rabu 8 Februari 2023. Tim penyelamat masih bekerja mengevakuasi korban dari puing-puing gempa.
Pejabat dan petugas medis, mengatakan 8.574 orang tewas di TUrki dan 2.662 di Suriah akibat gempa Senin, sehingga total menjadi 11.236. Akan tetapi jumlah itu masih bisa berlipat ganda jika upaya penyelamatan tidak segera dilakukan.
Melansir AP, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, sempat melakukan tur ke beberapa tempat penampungan di Kahramanmaras yang terkena dampak paling parah, di mana orang-orang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat gempa tersebut.
Dia mengakui adanya kekurangan dalam tanggapan atas bencana itu, tetapi dia juga bersumpah tidak akan meninggalkan warga Turki.
Negara-negara di seluruh dunia juga turut mengirim tim untuk membantu upaya penyelamatan, tetapi upaya penyelamatan mereka terhambat oleh suhu yang sangat dingin. Sejauh ini terjadi hampir 200 gempa susulan, yang membuat pencarian menjadi tidak stabil.
Di seberang provinsi Hatay, tepat di barat daya pusat gempa, para pejabat mengatakan sebanyak 1.500 bangunan hancur dan banyak orang melaporkan kerabat mereka terperangkap di bawah reruntuhan tanpa bantuan atau tim penyelamat tiba.
Selama dua hari dua malam sejak gempa berkekuatan 7,8 magnitudo mengguncang wilayah selatan Turki dan Suriah, ribuan tim pencari telah bekerja dalam suhu beku untuk menemukan mereka yang masih hidup di bawah bangunan rata di kedua sisi perbatasan.
Kepala Bulan Sabit Merah Turki, Kerem Kinik, telah memperingatkan bahwa 72 jam pertama sangat penting dalam upaya pencarian dan penyelamatan, tetapi menunjuk pada komplikasi "kondisi cuaca yang buruk".
Petugas darurat, pada Rabu, menyelamatkan beberapa anak yang ditemukan di bawah bangunan yang runtuh di provinsi Hatay, Turki, dimana seluruh kota telah rata oleh gempa.
Pemandangan memilukan dari bayi yang baru lahir diangkat hidup-hidup dari puing-puing, dan seorang ayah mencengkeram tangan putrinya yang telah meninggal, memperlihatkan dampak gempa bumi yang hebat.
Mesut Hancer, penduduk kota Turki Kahramanmaras, dekat pusat gempa, harus kehilangan putrinya karena gempa. Dia duduk di atas puing-puing yang membeku, terlalu sedih untuk berbicara, menolak melepaskan tangan putrinya yang berusia 15 tahun, Irmak, saat tubuhnya terbaring tak bernyawa di antara lempengan beton dan untaian tulangan yang bengkok.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa waktu hampir habis untuk menyelamatkan ribuan orang yang terluka, dan mereka yang masih dikhawatirkan terperangkap.