Rasmus Paludan Ancam Bakar Alquran Setiap Jumat Sampai Swedia Jadi Anggota NATO
- Instagram: cgtn
VIVA Dunia - Tokoh pemimpin partai garis keras Stram Kurs Denmark Rasmus Paludan kembali berulah dengan melontarkan pernyataan gaduh. Paludan bersumpah akan membakar Alquran setiap Jumat sampai Swedia diterima jadi anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO).
Manuver Paludan itu cara provokatif untuk menekan Turki agar bisa mendukung Swedia masuk NATO. Bagi dia, caranya yang membakar Alquran sebagai tindakan kebebasan berekspresi.
Pun, dia menyinggung kesalahan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan yang ogah beri restu Swedia gabung ke NATO.
"Saya harus mengajari dia tentang kebebasan berbicara, agar sampai dia menyetujuinya. Yang saya lihat, Erdogan pembohong. Ketika dia mengatakan itu adalah kesalahan orang lain," kata Paludan dikutip dari English Almayadeen, Senin, 30 Januari 2023.
Sebelumnya, Paludan melakukan ulah provokatifnya dengan membakar salinan kedua kitab suci Alquran pada Jumat, 27 Januari 2023. Aksi itu dilakukan di depan Kedubes Turki di Kopenhagen, Denmark.
Dikutip dari Anadolu Agency, aksi Paludan itu sempat membuat warga Turki yang berada di Kedubes dan lokasi sekitar geram. Namun, aparat polisi Denmark yang berjaga cenderung membiarkan aksi Paludan.
Namun, sebelum membakar di depan Kedubes Turki, Paludan sempat membakar salinan pertama Alquran di depan masjid di Kopenhagen. Aksi dia dilakukan usai pelaksanaan salat Jumat di masdjid.
Adapun untuk diketahui, aturan di Denmark tak seperti Swedia. Maka itu, Paludan tak perlu izin untuk melakukan tindakan tersebut. Namun, mesti beri tahu pihak berwenang 24 jam sebelumnya.
Lebih lanjut, pria kontroversial itu berjanji seumur hidupnya tak akan pernah membakar Alquran di depan kedutaan Turki lagi jika Swedia diterima di NATO.
Imbas aksi provokatif terhadap Turki, termasuk berikan izin kepada Paludan untuk membakar Alquran di depan kedutaan Turki di Stockholm, hubungan diplomatik Swedia dengan Ankara berada di posisi terendah sepanjang sejarah kedua negara tersebut.
Lalu, pada 26 Januari, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyampaikan pada konferensi pers dalam keadaan seperti ini, pembicaraan trilateral tak ada gunanya.
"Apa inti dari mekanisme tersebut? Untuk mematuhi ketentuan memorandum tepat waktu. Tetapi situasi saat ini sepertinya tidak akan terjadi," tuturnya.
Dia menegaskan tak ada manfaatnya karena dari Swedia dinilai belum ada keseriusan soal keinginan gabung NATO. Tapi, malah bermanuver melalui Paludan.
"Menciptakan suasana yang sehat yang diperlukan untuk negosiasi. Swedia belum mengambil langkah serius untuk memenuhi ketentuan memorandum tersebut dengan berbagai alasan, seperti mengubah undang-undang, dan konstitusi," ujarnya.Â
Â