Al-Azhar Mesir Serukan Umat Islam Boikot Produk Swedia & Belanda, Imbas Pembakaran Al Quran
- AP Photo/Francisco Seco
VIVA Dunia – Al-Azhar Mesir, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan menyerukan para Muslim untuk memboikot produk Belanda dan Swedia.
Dalam pernyatannya, melansir Dawn, Al Azhar meminta negara-negara Islam untuk mengambil sikap yang kuat dan bersatu dalam mendukung Al-Quran. Pernyataan itu menuntut "tanggapan yang tepat" dari kedua pemerintah atas "kejahatan tercela dan biadab" atas nama kebebasan berekspresi.
Hal ini berkaitan dengan politisi sayap kanan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan yang pada hari Sabtu pekan lalu membakar salinan kitab suci umat Islam Al Quran di depan kedutaan Turki di Stockholm, meningkatkan ketegangan ketika Swedia mengadili Ankara atas tawarannya untuk bergabung dengan NATO.
Tak hanya itu, keesokan harinya, Edwin Wagensveld, yang mengepalai kelompok anti-Islam Jerman Pegida cabang Belanda, merobek halaman-halaman Al-Qur'an selama protes satu orang di luar parlemen.
Gambar-gambar di media sosial juga menunjukkan dia menginjak halaman-halaman kitab suci yang robek.
The Organisation of Islamic Coopration (OIC) atau Organisasi Kerjasama Islam mengutuk insiden tersebut dan mengatakan tindakan keji, seperti pembakaran buku-buku agama, tidak dapat dibenarkan dengan kedok kebebasan berekspresi.
OIC mengadakan pertemuan duta besar di PBB pada hari Kamis untuk mengutuk tindakan tersebut. “Tindakan keji ini adalah satu lagi manifestasi dari tingkat Islamofobia, rasis, dan tren diskriminatif yang mengkhawatirkan yang menyebar di seluruh dunia,” kata pernyataan bersama yang dirilis setelah pertemuan tersebut. Itu diketuai oleh Pakistan.
Pernyataan OIC mengingatkan masyarakat internasional bahwa tindakan keji tersebut merupakan pelanggaran hukum hak asasi manusia internasional.
Duta Besar Pakistan untuk PBB, Munir Akram, mengatakan dalam pertemuan tersebut bahwa “Islamofobia terus menjadi kenyataan, yang harus kita hadapi bersama.”
Aksi Rasmus Paludan dan Edwin Wagensveld memang membuat murka seluruh umat Islam di dunia.
Sekitar 250 orang berkumpul di luar Konsulat Swedia di Istanbul, tempat foto aktivis anti-Islam Denmark Rasmus Paludan dibakar. Paludan membakar kitab suci umat Islam di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada Sabtu, memicu protes di Istanbul dan Ankara malam itu.
Peserta protes di hari Minggu lalu membawa bendera hijau yang menampilkan proklamasi iman Islam dan spanduk bertuliskan "Kami mengutuk Islamofobia yang didukung negara Swedia." Sebuah tanda di jendela Konsulat Swedia berbunyi, "Kami tidak sependapat dengan pandangan idiot yang membakar kitab itu."