Hubungan Semakin Mencair, China Sepakat Lakukan Lebih Banyak Kerja Sama dengan AS
- Michael Buholzer/Keystone via AP.
VIVA Dunia – Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen lakukan pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri China, Liu He, pada Rabu, 18 Januari 2023. Dalam pertemuan tersebut, kedua negara menjanjikan upaya untuk mengelola perbedaan dan mencegah persaingan yang mendekati konflik.
Pertemuan tatap muka pertama Yellen-Liu He di Zurich adalah kontak pejabat tingkat tertinggi antara kedua negara sejak presiden mereka setuju untuk bertemu tatap muka pertama mereka untuk mencari bidang kerja sama potensial, pada November lalu. Liu mengatakan dia siap bekerja sama untuk mencari titik temu antara China dan AS.
"Tidak peduli bagaimana keadaan berubah, kita harus selalu menjaga dialog dan pertukaran,” katanya, dikutip dari AP, Kamis, 19 Januari 2023.
Di lain sisi, Departemen Keuangan AS dari pertemuan 2 1/2 jam itu mengatakan, bahwa keduanya sepakat akan lebih banyak bekerja sama dalam masalah seputar pembiayaan untuk memerangi perubahan iklim, dan bekerja sama untuk mendukung negara-negara berkembang dalam transisi energi bersih.
Pernyataan itu juga menunjukkan rencana Yellen untuk melakukan perjalanan ke China, dan menyambut rekan-rekannya di AS dalam waktu dekat. Sebagai informasi, pertemuan tersebut terjadi ketika ekonomi AS dan China bergulat dengan tantangan yang berbeda tetapi saling terkait dalam perdagangan, teknologi, dan lainnya.
“Meskipun kami memiliki bidang ketidaksepakatan, dan kami akan menyampaikannya secara langsung, kami tidak boleh membiarkan kesalahpahaman, terutama yang berasal dari kurangnya komunikasi, memperburuk ekonomi dan hubungan bilateral kami, hubungan keuangan," kata Yellen, dalam sambutan pembukaan di depan wartawan.
Liu juga menyatakan keprihatinannya atas kebijakan ekonomi, perdagangan, dan teknologi AS terhadap China, dan berharap AS akan memperhatikan dampak kebijakan tersebut di kedua sisi. Tetapi dia juga menyerukan komunikasi yang sungguh-sungguh, dan mengatakan kedua belah pihak harus melihat gambaran yang lebih besar, dan mencoba untuk mengelola perselisihan dengan baik untuk menjaga stabilitas hubungan.
"Kedua negara memiliki tanggung jawab untuk mengelola perbedaan kita dan mencegah persaingan menjadi sesuatu yang mendekati konflik," kata Liu.
Sebelumnya, perekonomian China dibuka kembali setelah kebangkitan atas COVID-19 yang menewaskan puluhan ribu orang dan menutup banyak bisnis. AS juga perlahan pulih dari inflasi tertinggi dalam 40 tahun, dan berada di jalur yang tepat untuk mencapai plafon utang wajibnya, dan menyiapkan pertikaian politik antara Demokrat dan Republik di Kongres.