Menteri Pertahanan Jerman Mundur dari Jabatannya karena Dikritik Soal Ukraina
- Philipp Schulze/dpa via AP, File
VIVA Dunia – Menteri pertahanan Jerman yang banyak dikritik mengumumkan pengunduran dirinya, pada Senin, 16 Januari 2023, di saat kementeriannya tengah melakukan upaya modernisasi militer dan pengiriman lebih banyak bantuan militer ke Ukraina.
Christine Lambrecht mengatakan dalam pernyataan tertulis bahwa dia telah mengajukan pengunduran dirinya kepada Kanselir Jerman Olaf Scholz.
"Berbulan-bulan fokus media pada pribadi saya, dan telah menghalangi debat faktual tentang militer dan kebijakan keamanan Jerman. Pekerjaan berharga para prajurit dan banyak orang di departemen saya harus berdiri di depan," katanya.
Scholz juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Lambrecht atas pekerjaannya di masa-masa sulit.
"Saya sangat menghormati keputusannya," kata Scholz, dikutip dari AP, Selasa, 17 Januari 2023.
Pada kesempatan yang sama, Kanselir Jerman itu menolak untuk mengatakan siapa yang akan menggantikan Lambrecht. Meski demikian, menteri baru akan segera ditunjuk dan harus mulai bekerja dalam pekerjaan baru mereka.
“Saya tahu dari sudut pandang saya bagaimana segala sesuatunya harus berjalan dan kami akan mengumumkannya pada waktunya juga,” kata Scholz.
Seorang juru bicara pemerintah, Christiane Hoffmann, mengatakan bahwa penting bagi Scholz untuk memastikan kesetaraan gender di antara para menteri, tetapi dia menolak berkomentar mengenai kemungkinan perombakan Kabinetnya.
Lambrecht yang berusia 57 tahun telah menjadi menteri pertahanan sejak Scholz menjadi kanselir pada Desember 2021. Tetapi, para kritikus menggambarkan wanita itu sebagai orang yang tidak masuk akal untuk menerima jabatan tersebut.
Meski demikian, Scholz mendukungnya, dan menggambarkan bahwa mantan menteri pertahanannya itu adalah menteri pertahanan kelas satu.
Pengunduran diri Lambrecht terjadi pada saat yang sensitif, karena Scholz menghadapi tekanan yang meningkat untuk membuat langkah maju yang signifikan dalam bantuan militer Jerman ke Ukraina, dengan menyetujui pengiriman tank tempur Leopard 2.
Awal bulan ini, Jerman setuju untuk menyediakan 40 pengangkut personel lapis baja Marder, dan baterai rudal pertahanan udara Patriot ke Kiev. Jerman telah memberikan dukungan substansial kepada Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, termasuk howitzer, senjata anti-pesawat self-propelled Gepard dan yang pertama dari empat sistem rudal permukaan-ke-udara IRIS-T.
Tetapi para kritikus, beberapa di dalam koalisi pemerintahan Jerman, telah lama mengeluhkan tindakan Scholz untuk meningkatkan bantuannya ke Ukraina.