Eks Presiden Jair Bolsonaro Akan Diselidiki Terkait Kerusuhan di Brasil
- AP Photo/Bruna Prado
VIVA Dunia – Seorang hakim Mahkamah Agung Brasil, pada hari Jumat, 13 Januari 2023, mengizinkan penyelidikan atas mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro terkait kerusuhan pada 8 Januari 2023, di ibu kota negara itu.
Penyelidikan itu dinilai sebagai bagian dari tindakan keras untuk meminta pertanggungjawaban pihak yang bertanggung jawab.
Menurut putusannya, Hakim Alexandre de Moraes mengabulkan permintaan dari kantor kejaksaan agung, terkait video yang diposting Bolsonaro di laman Facebook miliknya dua hari setelah kerusuhan.
Video tersebut mengklaim bahwa Luiz Inacio Lula da Silva tidak dipilih untuk menjabat, melainkan dipilih oleh Mahkamah Agung dan otoritas pemilu Brasil.
Jaksa yang dibentuk untuk memerangi tindakan anti-demokrasi itu berpendapat bahwa, meskipun Bolsonaro memposting video setelah kerusuhan, isinya cukup untuk membenarkan penyelidikan perilakunya sebelumnya.
Melansir dari AP, Sabtu, 14 Januari 2023, Bolsonaro juga menghapusnya video tersebut pada pagi hari setelah dia pertama kali mempostingnya.
Bolsonaro telah berulang kali menimbulkan keraguan tentang keandalan sistem pemungutan suara elektronik menjelang pemungutan suara, dan mengajukan permintaan pemilu setelah Lula dinyatakan menang.
Menyusul keputusan hakim pada Jumat malam, pengacara Bolsonaro, Frederick Wassef, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mantan presiden itu dengan keras menolak tindakan vandalisme dan perusakan" mulai 8 Januari 2023.
"Bolsonaro menyalahkan penyusup protes tersebut—sesuatu yang dilakukan oleh pendukung sayap kanannya," ujarnya.
Pernyataan itu juga mengatakan Bolsonaro tidak pernah memiliki hubungan atau partisipasi apa pun dengan gerakan sosial spontan ini.
Pihak berwenang Brasil sedang menyelidiki siapa yang memungkinkan pendukung radikal Bolsonaro yang menyerbu Mahkamah Agung, Kongres, dan istana kepresidenan dalam upaya untuk membatalkan hasil pemilihan Oktober.
Sasarannya termasuk mereka yang memanggil perusuh ke ibu kota atau membayar untuk mengangkut mereka (perusuh), dan petugas keamanan setempat yang mungkin menyingkir untuk membiarkan kekacauan terjadi.
Sebagian besar perhatian sejauh ini terfokus pada Anderson Torres, mantan menteri kehakiman Bolsonaro, yang menjadi kepala keamanan distrik federal pada 2 Januari, dan berada di Amerika Serikat (AS), pada hari kerusuhan.