Mirip Penyerbuan Capitol Hill AS, 1.200 Orang Diciduk Buntut Kerusuhan di Brasil

Pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro menyerbu Istana Presiden Brasil
Sumber :
  • AP Photo/Eraldo Peres

VIVA Dunia – Pihak berwenang Brasil sedang menyelidiki siapa sosok yang berada di balik pemberontakan mengejutkan yang membuat pengunjuk rasa menyerbu gedung-gedung kekuasaan negara termasuk istana negara. 

Tinggalkan Brasil, Presiden Prabowo Lanjutkan Perjalanan ke Inggris

Jika dilihat, kerusuhan ini sangat mirip dengan pemberontakan 6 Januari 2021 di Capitol Amerika Serikat (AS), saat pendukung Donald Trump tidak terima dengan kekalahan dalam pemilu di AS.

Dalam kerusuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk negara terbesar di Amerika Latin, ribuan pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyerbu Kongres, Mahkamah Agung, dan istana presiden pada hari Minggu, 8 Januari 2023. 

Presiden Joe Biden 'Menghilang' saat Sesi Foto Bersama KTT G20 di Brasil

Banyak dari mereka mengatakan bahwa mereka ingin tentara Brasil mengembalikan Bolsonaro ke tampuk kekuasaan dan menggulingkan presiden terpilih yang baru dilantik, Luiz Inacio Lula da Silva.

Pendukung Jair Bolsonaro yang menyerbut Istana Presiden Brasil diadang aparat

Photo :
  • AP/Eraldo Peres
Prabowo Pelajari Kesuksesan Brasil Jalankan Program Makan Bergizi Gratis

Selain itu, pada hari Senin, polisi juga membongkar perkemahan pro-Bolsonaro di luar gedung militer dan menahan sekitar 1.200 orang di sana, kata kantor pers kementerian kehakiman Brasil. 

Melansir dari AP, Selasa, 10 Januari 2023, kantor pers polisi federal mengatakan, pasukan sudah berencana untuk mendakwa sekitar 1.000 orang.

Lula dan ketua Mahkamah Agung, Senat, dan Majelis Rendah menandatangani surat yang mengecam serangan itu dan mengatakan sedang mengambil tindakan hukum.

Menteri Kehakiman Brasil Flavio Dino mengatakan kepada wartawan bahwa polisi telah mulai melacak mereka yang membayar bus, dan yang mengangkut pengunjuk rasa ke ibu kota.

Berbicara hari Senin di sebuah konferensi pers, dia mengatakan para perusuh tampaknya bermaksud untuk menciptakan efek domino secara nasional, dan mereka dapat didakwa dengan berbagai pelanggaran, termasuk kejahatan terorganisir, melakukan kudeta dan penghapusan dengan kekerasan atas aturan hukum yang demokratis.

"Kami pikir yang terburuk sudah berakhir," kata Dino, menambahkan bahwa pemerintah sekarang fokus untuk menghukum para pelanggar hukum dan mereka yang memungkinkan terlibat dalam kerusuhan.

Tentara Brasil menertibkan tenda-tenda demonstran di kantor pemerintahan Brasil

Photo :
  • AP Photo/Gustavo Moreno

"Kami tidak dapat dan tidak akan berkompromi dalam memenuhi tugas hukum kami, karena pemenuhan ini sangat penting agar kejadian seperti itu tidak terulang kembali," ungkapnya

Para perusuh yang mengenakan bendera nasional berwarna hijau dan kuning memecahkan jendela, merobohkan furnitur, dan melemparkan komputer serta printer. Mereka melubangi lukisan besar Emiliano Di Cavalcanti di istana kepresidenan dan menghancurkan karya seni lainnya.  

Mereka juga diketahui membalikkan meja berbentuk "U", tempat para hakim Mahkamah Agung bersidang, mereka mendobrak pintu salah satu kantor kehakiman, dan merusak sebuah patung di luar pengadilan. Interior bangunan juga dibiarkan hancur.

Pada hari Senin, polisi berhasil mengamankan sekitar 300 orang yang ditangkap selama kerusuhan.

Polisi juga dinilai sangat lamban bereaksi, bahkan setelah kedatangan lebih dari 100 bus, yang membuat banyak orang mempertanyakan apakah pihak berwenang telah mengabaikan begitu saja banyak peringatan, meremehkan kekuatan para pengunjuk rasa, atau entah bagaimana terlibat.

Jaksa di ibu kota mengatakan bahwa pasukan keamanan setempat bertindak lalai. Seorang hakim agung juga memberhentikan sementara gubernur daerah itu.

Hakim lain menyalahkan pihak berwenang karena tidak segera menindak neofasisme yang sedang tumbuh di Brasil.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya