60 Pejabat AS Masuk Daftar Hitam karena Terlibat Dalam Pembunuhan Komandan Tinggi Iran

VIVA Militer: Bendera Republik Islam Iran
Sumber :
  • Edarabia

VIVA Dunia – Menteri luar negeri Iran, pada Minggu, 1 Januari 2023, mengatakan hampir 60 pejabat Amerika Serikat (AS) masuk daftar hitam karena dianggap terlibat dalam pembunuhan komandan tinggi Iran Qassem Soleimani.

Luhut Ungkap Prabowo Bakal Gelar Rapat Bahas Dampak Pilpres AS

Dalam wawancara yang disiarkan televisi menjelang peringatan tiga tahun pembunuhan Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam, Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian mengatakan Iran sedang menyelidiki pembunuhan komandan itu, yang diduga dilakukan oleh AS.

Melansir dari The Sundaily, Senin, 2 Januari 2022, dia menekankan bahwa orang Amerika dan Barat, harus bertanggung jawab atas kasus ini. Iran juga akan menyelidiki kasus ini dan mengambil tindakan yang tegas, yang diperlukan dalam memproses pembunuhan tersebut.

Persaingan Sengit Pemilu AS, Benarkah Kekalahan Donald Trump Bisa Memicu Kerusuhan?

VIVA Militer: Mendiang Letnan Jenderal Qassem Soleimani

Photo :
  • Vox.com

Selama putaran pembicaraan Wina baru-baru ini tentang kebangkitan kembali kesepakatan nuklir 2015, Amerika menuntut penghapusan mantan pejabat mereka dari daftar hitam Iran, menurut Amir-Abdollahian.

AS Ancam Israel Stop Bantuan Militer jika Tak Segera Perbaiki Situasi Gaza

Pada 3 Januari 2020, militer AS, atas perintah Presiden Donald Trump saat itu, membunuh Soleimani dan wakil komandan pasukan paramiliter Irak Hashd Shaabi Abu Mahdi al-Muhandis dalam serangan pesawat tak berawak di dekat Bandara Internasional Baghdad.

"Pembunuhan itu dikutuk oleh Iran sebagai terorisme negara," kata Menlu Iran.

Kemudian, pada 8 Januari lalu, Iran menanggapi pembunuhan itu dengan meluncurkan rudal ke pangkalan Ain al-Asad AS di provinsi Anbar, Irak.

Calon Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump

Trump Klaim Berhasil Rebut Suara Umat Muslim AS di Michigan

Donald Trump, pada Senin, 4 Nobember 2024, mengklaim kampanyenya tengah membangun koalisi yang memecahkan rekor dari para pemilih Arab-Muslim di Michigan

img_title
VIVA.co.id
5 November 2024