Teror China Makin Panas, Taiwan Perpanjang Wajib Militer 1 Tahun
- AP Photo/Huizhong Wu
VIVA Dunia – Taiwan akan memperpanjang wajib militernya dari empat bulan menjadi satu tahun, di tengah meningkatnya ketegangan militer dengan China. Pengumuman itu disampaikan langsung oleh Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
Di bawah rencana yang akan berlaku pada tahun 2024, wajib militer akan menjalani pelatihan yang lebih intensif, termasuk latihan menembak dan instruksi tempur yang digunakan oleh pasukan Amerika Serikat (AS).
Wajib militer akan ditugaskan untuk menjaga infrastruktur utama, dan memungkinkan pasukan reguler untuk merespons lebih cepat jika ada upaya China untuk menginvasi
Pengumuman perubahan itu muncul setelah kementerian pertahanan Taiwan melaporkan bahwa 71 jet dan drone angkatan udara China telah memasuki zona identifikasi pertahanan udara pulau itu dalam waktu 24 jam pada hari Senin, 26 Desember 2022. Ini merupakan serangan terbesar yang dilaporkan hingga saat ini.
“Selama Taiwan cukup kuat, itu akan menjadi rumah demokrasi dan kebebasan di seluruh dunia, dan tidak akan menjadi medan perang,” kata Presiden Tsai Ing-wen dalam konferensi pers setelah pertemuan dewan keamanan nasional.
“Taiwan ingin memberi tahu dunia bahwa antara demokrasi dan kediktatoran, kami sangat percaya pada demokrasi. Antara perang dan perdamaian, kami menuntut perdamaian. Mari kita tunjukkan keberanian dan tekad untuk melindungi tanah air kita dan mempertahankan demokrasi.”
Melansir dari The Guardian, Kamis, 29 Desember 2022, otoritas pertahanan juga berencana menaikkan gaji bulanan prajurit wajib militer dari sekitar US$211 atau setara dengan Rp3,3 juta menjadi US$856 atau Rp13,4 juta hampir sesuai dengan upah minimum.
Sejak 2013, Taiwan mewajibkan pria berusia di atas 18 tahun untuk menjalani wajib militer selama empat bulan, dengan lima minggu pertama di kamp pelatihan dasar.
Sedangkan rencana baru, nantinya akan menempatkan wajib rekrut baru pada pelatihan dasar delapan minggu
Chen Chi-mai Wal Kota Kota Kaohsiung dan penjabat ketua partai Progresif Demokratik yang berkuasa, mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa, 27 Desember 2022, bahwa penting untuk memperkuat keamanan nasional.
Taiwan secara bertahap beralih dari militer wajib militer menjadi pasukan profesional yang didominasi sukarelawan, tetapi ketegasan China yang tumbuh terhadap pulau yang diklaimnya sebagai miliknya, serta invasi Rusia ke Ukraina, telah memicu perdebatan tentang cara meningkatkan pertahanan.
Tsai mengatakan beberapa hal telah dipelajari dari perang itu yang telah dimasukkan ke dalam reformasi pertahanan Taiwan, dan mencatat bahwa kemampuan Ukraina untuk menahan pasukan Rusia yang jauh lebih besar telah memberi waktu kepada masyarakat internasional untuk memberikan bantuan.