Kunyah Perangkat Listrik, Seekor Buaya di Kuba Tewas
- Institut Biologi Konservasi Smithsonian
VIVA Dunia – Seekor buaya yang terancam punah ditemukan mati di kandangnya di Kebun Binatang Nasional Kuba. Buaya jantan tersebut berusia 12 tahun yang lahir di Kebun Binatang Nasional dan Institut Biologi Konservasi Smithsonian pada tahun 2012 seperti yang dilansir dari Fox News.
Tewasnya buaya ini cukup mengenaskan. Ia tertarik dengan stopkontak listrik pengganti dan menyerang infrastruktur listrik di habitat. Diketahui buaya tersebut memang berperilaku agresif. Ketika menarik peralatan listrik di dinding, ia otomatis menggigit beberapa bagian.
Padahal stopkontak pengganti dipasang lebih tinggi daripada sebelumnya (sekitar 1,3 meter dari tanah). Saat menggigit berbagai bagian, si buaya tentu tak menyadari bahwa ia sedang mengunyah arus listrik yang melewati tubuhnya sehingga terjadi sengatan listrik.
Buaya itu telah tinggal di kandang beberapa tahun tanpa insiden. Pemeriksaan harian juga tidak menemukan sesuatu yang mengkhawatirkan serta lulus inspeksi akreditasi oleh Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium pada tahun 2018.Â
Kebun Binatang Nasional sedang menyelidiki insiden itu dan laporan patologi akan menentukan penyebab kematiannya. Sementara ini dugaan kematiannya karena cedera akibat perangkat listrik.Â
Kini pihak kebun binatang segera memasang pemutus listrik di seluruh listrik untuk mencegah insiden berulang. Mereka juga memiliki rencana untuk tidak menempatkan hewan di kandang di masa mendatang. Â
Buaya Kuba adalah spesies yang terancam punah dengan hanya sekitar 3.000 ekor di alam liar. Habitat alami mereka adalah Rawa Zapata dan Rawa Lanier di Isla de Juventud, tempat buaya Amerika kawin silang dalam beberapa dekade terakhir.
Spesies ini lebih sering ditemukan berenang dalam rawa-rawa berair tawar dan sangat jarang dijumpai di air asin.Â
Buaya Kuba dewasa umumnya memiliki panjang tidak lebih dari 3,5 meter dan buaya jantan berukuran lebih besar dibandingkan beinta. Mereka mempunyai total 66 sampai 68 gigi besar yang diadaptasikan menghancurkan kulit penyu.Â
Selaput pada kaki mereka tidak terlalu banyak sehingga memungkinkannya bergerak dengan lincah dan kuat di daratan.