VIVA RePlay 2022: Tragedi Pesta Halloween Itaewon Makan Ratusan Pemuda
VIVA Replay – Pada akhir Oktober lalu, berbagai negara menggelar pesta Halloween dengan mengenakan kostum cosplay horor, dan merayakannya dengan bersenang-senang bersama teman dan keluarga. Namun perayaan Halloween di Korea Selatan pada Sabtu malam 29 Oktober 2022 berubah menjadi tragedi dan kabar duka bagi seluruh negeri.
Ribuan orang berdesakan terhimpit di jalanan Itaewon saat merayakan pesta pada malam tersebut. Padatnya pengunjung yang memadati gang-gang sempit di Itaewon membuat ratusan orang tewas, dan luka-luka akibat terhimpit hingga menyebabkan sesak napas.
Dalam kasus ini, VIVA pun merangkum perjalanan tragedi Halloween di Itaewon dalam VIVA RePlay 2022.
Pesta Halloween Pertama Sejak Pandemi
Memang, dalam dua tahun terakhir dunia tidak merayakan perayaan apa pun, termasuk Halloween karena adanya pandemi COVID-19, yang menimpa dunia sejak 2020. Namun, memasuki tahun 2022, COVID-19 melandai dan beberapa negara mulai melonggarkan pembatasan sosial yang ketat. Korea Selatan termasuk dalam negara yang sudah mengendorkan prokes COVID-19.
Perayaan pesta Halloween di Korsel ini menjadi yang pertama dilakukan sejak pandemi membatasi aktivitas masyarakat. Karena euforia kebebasan yang terbilang kelewatan, kaum muda di Korea Selatan memadati jalanan Itaewon hingga berdesakan dengan ribuan orang lainnya di jalanan sempit.
Hal ini yang membuat tragedi mengerikan Itaewon dimulai. Malam Halloween benar-benar menjadi bencana saat potret mengerikan di wilayah tersebut menunjukan ribuan orang yang tidak bisa keluar dari tempat tersebut. Sesak dan kehabisan napas, menjadi pemicu utama korban berjatuhan.
Total Korban Tewas
Hingga 31 Oktober 2022, korban tewas yang tercatat akibat perayaan Halloween di Itaewon mencapai 154 orang. Selain itu, terdapat korban luka-luka berjumlah 133 orang.
Menurut pejabat setempat, hampir dua pertiga dari mereka yang, 97 orang adalah perempuan. Lebih dari 80 persen korban tewas berusia 20-an dan 30-an, serta setidaknya empat diantaranya adalah remaja.
Selain itu, Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korsel mengatakan bahwa jumlah kematian masih bisa terus bertambah, karena 37 orang yang terluka dalam kondisi kritis.
Selain warga Korsel yang menjadi korban tewas, ada 26 warga asing yang turut meninggal dalam kejadian tersebut. Warga asing itu berasal dari China, Rusia, Iran, Uzbekistan dan lainnya.
Potret Mengerikan Itaewon
Pada malam terjadinya insiden itu, banyak saksi yang mengatakan bahwa kerumunan orang itu tidak menyadari bencana yang berlangsung, yang terjadi di antara mereka. Beberapa orang yang mengenakan kostum Halloween masih terus bernyanyi dan menari di dekat korban yang sudah tergeletak tak bernyawa di tanah.
Salah satu saksi bernama Ken Fallas, seorang arsitek Kosta Rika yang juga pergi ke Itaewon dengan teman-temannya, merekam momen tersebut dan menunjukkan orang-orang yang tidak sadarkan diri dibawa keluar dari gang, sementara yang lain berteriak minta tolong. Dia juga mengatakan bahwa musik yang keras membuat segalanya semakin kacau.
Sejumlah Pejabat Publik Bungkuk Minta Maaf
Karena kejadian duka tersebut, Menteri Dalam Negeri Korea Selatan, Lee Sang-min, meminta maaf dan membungkukan badannya di hadapan publik. "Saya sangat meminta maaf kepada rakyat sebagai anggota kabinet dalam posisi bertanggung jawab tanpa batas atas keselamatan rakyat," kata Lee pada sesi parlemen, 2 November 2022.
"Pertama-tama saya berdoa untuk mereka yang meninggal. Saya juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan. Sebagai ayah dari seorang putra dan putri, kejadian ini sangat tragis dan disesalkan. Sulit bagi saya untuk menerima kenyataan ini," ujarnya.
Permintaan maaf itu muncul setelah gelombang kritik dari publik atas pernyataannya sebelumnya, yang menunjukan bahwa dia tidak bertanggung jawab atas insiden tersebut. Meski demikian, dia tidak meminta maaf atas kritik khusus bahwa jumlah petugas kepolisian yang dianggap kurang di daerah itu saat insiden terjadi.
Selain itu, permintaan maaf lainnya juga muncul dari Wali Kota Seoul Oh Se-hoon, yang bersumpah akan membuat kebijakan keselamatan yang lebih baik.
Kepala Badan Kepolisian, Yoon Hee-keun, juga meminta maaf atas tragedi tersebut. Dia mengatakan polisi gagal menanggapi panggilan darurat untuk mengendalikan massa pengunjung pesta di Itaewon, sebelum kerumunan massa di gang sempit tiba-tiba berubah menjadi insiden tragis.
Presiden Korsel Murka Atas Tragedi Itaewon
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol murka setelah mengetahui para polisi mengabaikan panggilan darurat pengunjung, dan tidak langsung mengambil tindakan sebelum tragedi Halloween di Itaewon. Diketahui, pada malam kejadian itu, aparat keamanan bahkan dilaporkan sudah menerima 11 panggilan tentang tingkat bahaya kerumunan yang akhirnya mengakibatkan kematian ratusan orang.
Diduga polisi tidak mengambil tindakan apa pun bahkan setelah menerima 11 panggilan mengenai tingkat bahaya kerumunan. Akhirnya, Presiden Yoon memerintahkan penyelidikan secara menyeluruh tanpa keraguan.
"Mereka yang bertanggung jawab akan ditindak secara ketat sesuai dengan hukum dan prinsip yang berlaku," katanya.
Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan juga mengungkapkan transkrip dari 11 panggilan darurat yang mulai berdering sekitar empat jam sebelum kejadian. Langkah itu membuat banyak orang percaya bahwa insiden tersebut sebenarnya dapat dihindari.
Penyebab Korban Tewas
Penyebab kematian korban tragedi Halloween di gang sempit Itaewon adalah henti jantung. Diperkirakan 100 ribu orang berkumpul di wilayah yang populer dengan perayaan Halloween itu.
Henti jantung adalah ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak tanpa adanya tanda awal. Ini adalah kondisi darurat medis dan bisa menjadi fatal dalam hitungan menit.
Henti jantung terjadi pada saat jantung berhenti memompa darah, di mana dikatakan disebabkan oleh aritima. Aliran darah berhenti ke otak dan organ-organ penting lainnya.
Ketika itu ribuan orang terjebak dalam kepadatan dan massa yang melebihi kapasitas memenuhi gang-gang sempit. Ribuan orang terjebak tanpa bisa bergerak sangat berdampak pada kehidupan manusia karena kurangnya udara, sirkulasi udara yang tidak baik.