Bakal PM Israel Netanyahu Resmi Bentuk Koalisi Baru, Bawa Perubahan Dramatis
- Foreign Policy
VIVA Dunia – Perdana Menteri Israel yang akan datang, Benjamin Netanyahu, memberikan pengumuman pada Rabu malam, 21 Desember 2022, bahwa dia telah membentuk koalisi baru, dan menyiapkan panggung baginya untuk kembali berkuasa. Netanyahu membuat pengumuman melalui panggilan telepon ke Presiden Israel, Isaac Herzog, beberapa saat sebelum tengah malam.
"Saya ingin mengumumkan kepada anda bahwa berkat dukungan publik yang luar biasa yang kami terima dalam pemilu, saya telah berhasil membentuk pemerintahan yang akan menjaga semua warga Israel," kata Netanyahu, dikutip dari AP, Kamis, 22 Desember 2022.
Pengumuman itu dilakukan setelah berminggu-minggu bergulat dengan negosiasi yang sangat sulit dengan para mitranya, yang masih harus menyelesaikan kesepakatan pembagian kekuasaan mereka dengan Partai Likud Netanyahu.
Meski demikian, Netanyahu mengatakan dia bermaksud untuk menyelesaikan proses pembentukan itu sesegera mungkin minggu depan.
Sekalipun dia berhasil, Netanyahu menghadapi tugas yang sulit di depan. Dia akan memimpin koalisi yang didominasi oleh mitra sayap kanan dan ultra-Ortodoks yang mendorong perubahan dramatis, yang dapat mengasingkan sebagian besar masyarakat Israel, meningkatkan risiko konflik dengan Palestina, dan menempatkan Israel bertabrakan dengan mitra terdekatnya, termasuk Amerika Serikat (AS) dan komunitas Yahudi Amerika.
Jajaran menteri Netanyahu
Netanyahu juga telah mencapai kesepakatan dengan beberapa tokoh paling kontroversial dalam politik Israel, Itamar Ben-Gvir, yang pernah dihukum karena menghasut rasisme dan mendukung organisasi teroris. Dia telah diangkat menjadi menteri keamanan, sebuah posisi baru yang akan menempatkannya sebagai penanggung jawab kepolisian nasional.
Calon wakilnya, Bezalel Smotrich, seorang pemimpin pemukim Tepi Barat yang percaya Israel harus mencaplok wilayah pendudukan, diatur untuk menerima wewenang luas atas pembangunan pemukiman Tepi Barat, selain menjabat sebagai menteri keuangan.
Sekutu lainnya, Avi Maoz, kepala faksi agama kecil anti-LGBTQ, telah ditempatkan untuk mengendalikan sebagian sistem pendidikan nasional negara itu. Maoz, yang secara terbuka memusuhi aliran Yudaisme liberal yang populer di AS, juga ditunjuk sebagai wakil menteri yang bertanggung jawab atas identitas Yahudi.
Dalam pemilihan 1 November lalu, Netanyahu dan sekutunya merebut mayoritas 64 kursi di Knesset yang beranggotakan 120 orang, dan dia berjanji untuk segera membentuk koalisi.
Tetapi proses itu ternyata lebih rumit daripada yang dia duga, sebagian karena mitra ultra-Ortodoks dan sayap kanannya menuntut jaminan tegas atas ruang lingkup kekuasaan mereka.