Ukraina Kecam FIFA Tolak Pidato Zelensky di Final Piala Dunia Qatar
- AFP
VIVA Dunia – Kantor kepresidenan Ukraina mengecam FIFA karena menolak menayangkan pesan video dari Presiden Volodymyr Zelensky di Stadion Lusail Qatar menjelang final Piala Dunia pada Minggu, 18 Desember 2022.
Video Zelensky yang direkam dalam bahasa Inggris dimaksudkan untuk menjadi "seruan untuk perdamaian," kata kantor kepresidenan Ukraina dalam pernyataan tertulis kepada CNN International pada hari Sabtu.
"Qatar mendukung inisiatif Presiden, tetapi FIFA memblokir inisiatif tersebut dan tidak akan mengizinkan video pidato presiden ditampilkan sebelum pertandingan final," kata Kantor Kepresidenan Ukraina dalam sebuah pernyataan.
Kantor Kepresidenan Ukraina juga mengatakan akan mendistribusikan video secara independen jika FIFA tidak menyiarkannya, dan mengatakan keputusan FIFA memblokir pidato Zelensky akan menunjukkan bahwa FIFA telah kehilangan pemahaman tentang sepak bola.
"FIFA telah kehilangan pemahamannya yang berharga tentang sepak bola – sebagai permainan yang menyatukan orang, daripada mendukung perpecahan yang ada," ungkap mereka
Diketahui, Badan sepak bola dunia itu telah berusaha keras untuk menjaga pesan politik dari turnamen Piala Dunia Qatar, negara Timur Tengah pertama yang pernah menggelar acara tersebut.
Pada konferensi pers hari Jumat, Presiden FIFA, Gianni Infantino mengatakan bahwa Piala Dunia menjauhkan pesan politik dari sepak bola sehingga para penggemar dapat menikmati momen tersebut dengan penuh kesenangan dan kegembiraan.
"Bukan soal melarang. Ini tentang menghormati peraturan," katanya saat konferensi pers.
"Di lapangan, kami bermain sepak bola. (Fans) Hanya ingin menghabiskan 90 menit atau 100 menit atau 120 menit dengan adu penalti tanpa harus memikirkan hal lain," lanjutnya.
"Kita harus memberi orang-orang ini waktu di mana mereka bisa melupakan masalah mereka dan menikmati sepak bola. Di luar pertandingan semua orang dapat mengungkapkan pandangan dan pendapat mereka," imbuhnya
Terpisah, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach juga menolak permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mengisolasi atlet Rusia dari dunia olahraga termasuk Olimpiade Paris 2024.
"Melalui panggilan telepon, Zelensky meminta agar Rusia dikucilkan penuh dari komunitas dunia. Dari sudut pandangnya, isolasi juga harus berlaku bagi atlet," demikian pernyataan IOC dalam laman resminya.
Namun Bach menegaskan bahwa Olimpiade merupakan ajang pemersatu bukan alat untuk mengucilkan suatu negara. Itu bahkan secara jelas tertuang dalam Piagam Olimpiade.
Presiden IOC juga menjelaskan sanksi yang diberlakukan Dewan Eksekutif IOC terhadap negara dan pemerintah Rusia dan Belarus setelah invasi Ukraina pada Februari lalu. Hukuman tersebut bahkan telah disepakati dalam KTT Olimpiade pada 9 Desember 2022.
IOC melarang semua kegiatan olahraga digelar di Rusia dan Belarus. Semua ajang olahraga yang dijadwalkan di dua negara tersebut diminta untuk dibatalkan atau dipindahkan.