Cegah Serangan Rudal, Rusia Mulai Bangun 'Kubah Pelindung' untuk PLTN Zaporizhzhia
- ANTARA FOTO
VIVA Dunia - Rusia mulai bangun kubah pelindung di atas penampungan limbah nuklir di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia. PLTN terbesar di Eropa itu sudah dikendalikan Rusia sejak Maret 2022 atau tak lama setelah perang dengan Ukraina dimulai.
PLTN itu juga tercatat masuk 10 besar di dunia. Namun, ketakutan akan bencana nuklir masih tetap ada di tengah laporan penembakan di sekitar area tersebut.
Pejabat pro-Rusia di Zaporizhzhia yang sekaligus ketua gerakan We Are Together, Vladimir Rogov, menjelaskan upaya membangun 'kubah pelindung' di atas situs penampungan sampah nuklir sedang berlangsung.
"Untuk saat ini, itu akan melindungi dari pecahan peluru dan IED (bom rakitan) yang dijatuhkan dari drone. Ke depannya akan lebih substansial," tulis Vladimir di Telegram dikutip dari Antara, Minggu, 18 Desember 2022.
Pun, operator nuklir milik negara Rusia, Rosenergoatom menyampaikan dimulainya konstruksi pemasangan 'bantalan pengaman' yang bertujuan melindungi situs penampungan limbah nuklir.
Sebelumnya, pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sempat mengecam serangan rudal ke arah PLTN Zaporizhzhia, pada Minggu, 20 November 2022. Serangan tembakan rudal itu dikhawatirkan bisa memunculkan bencana besar.
Laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyampaikan lebih dari sepuluh ledakan mengguncang PLTN Zaporizhzhia pada Sabtu malam dan Minggu. Saat itu, Rusia dan Ukraina saling melempar tudingan soal tembakan tersebut.
Kepala IAEA Rafael Grossi menyebut pelaku yang menembakkan rudal ke PLTN Zaporizhzhia seperti bermain api. Cara itu menurutnya tak bisa diterima.
"Siapa pun di belakang ini, harus segera dihentikan. Seperti yang telah saya katakan berkali-kali sebelumnya, Anda bermain api!" kata Rafael.