Pelaku Bom Bali Umar Patek Minta Maaf pada Australia Setelah Bebas Bersyarat

Umar Patek.
Sumber :
  • VIVA.co.id/D.A. Pitaloka

VIVA Dunia – Umar Patek, terpidana pemboman di klub malam Bali pada 2002, telah meminta maaf kepada keluarga korban, setelah pembebasannya dari penjara disambut dengan kemarahan di Australia.

Bursa Asia Kinclong Seiring Indeks Australia Cetak Rekor, Investor Nantikan Sederet Data Ekonomi

Umar Patek, seorang anggota kelompok Jemaah Islamiyah yang terkait dengan Al Qaeda, dipenjara selama 20 tahun pada tahun 2012 setelah dia dinyatakan bersalah karena merakit bom. Bom tersebut telah menghancurkan dua klub malam di Bali, dan menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia dan 38 warga Indonesia.

Namun, dia dibebaskan bersyarat pada minggu lalu.

Setelah Mary Jane, Menko Yusril: Prancis dan Australia Ajukan Permohonan Pemindahan Narapidana

Peringatan Bom Bali di Ground Zero

Photo :
  • VIVAnews/Wima Saraswati

“Saya meminta maaf kepada para korban dan keluarganya, baik di dalam maupun luar negeri, apapun negaranya, apapun sukunya, apapun agamanya,” kata Patek dalam wawancara, pada Selasa, 13 Desember 2022, di pusat deradikalisasi di Provinsi Jawa Timur.

Kapal Perang Canggih Australia HMAS Adelaide Berlabuh di Jakarta, Ini Misinya

“Saya meminta maaf kepada masyarakat Australia yang sangat terkena dampak bom Bali,” tambahnya, dikutip dari CNN, Kamis, 15 Desember 2022.

Patek juga mengatakan dia akan membantu pemerintah Indonesia dalam upaya kontra-terorisme, dan menambahkan dia siap menjadi duta perdamaian.

"Patek akan diminta untuk berpartisipasi dalam program pendampingan hingga April 2030, dan setiap pelanggarannya dapat berpotensi menyebabkan pembebasan bersyaratnya dicabut," kata kementerian kehakiman Indonesia.

Indonesia telah mempelopori program deradikalisasi, di samping tindakan keras keamanan sebagai bagian dari upayanya untuk melawan kebangkitan militansi Islam. Namun, pembebasan Patek justru memicu kemarahan di Australia.

Keluarga korban Bom Bali

Photo :
  • VIVAnews/Wima Saraswati

Wakil Perdana Menteri Australia, Richard Marles, mengatakan bahwa pembebasan Patek adalah hari yang sulit bagi warga Australia, yang kehilangan orang yang dicintai dan kerabat dalam serangan itu.

Paul Vanni, petugas komunitas dan kemitraan di tim rugby Coogee Dolphins Sydney, yang kehilangan enam anggotanya dalam serangan di Bali, menolak permintaan maaf tersebut.

"Kata-kata tidak berarti apa-apa. Ini benar-benar tamparan di wajah. Dia seorang pembunuh, seorang pembunuh,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya